sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sejumlah bank di Hong Kong desak pemulihan ketertiban

HSBC, Standard Chartered dan Bank of East Asia mengutuk kekerasan yang terjadi dalam serangkaian protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 22 Agst 2019 13:12 WIB
Sejumlah bank di Hong Kong desak pemulihan ketertiban

Sejumlah bank terbesar di Hong Kong pada Kamis (22/8) menerbitkan iklan di surat kabar yang menyerukan penegakan hukum dan ketertiban di kota itu.

HSBC, Standard Chartered dan Bank of East Asia mengutuk kekerasan yang terjadi dalam serangkaian protes pro-demokrasi yang telah berjalan selama 11 pekan berturut-turut. Mereka mendesak pemulihan tatanan sosial.

Bank of East Asia memperingatkan bahwa protes yang berkelanjutan dapat berdampak buruk bagi ekonomi kota, terutama terhadap usaha kecil dan menengah.

Serangkaian protes tersebut telah menghantam ekonomi dan pariwisata Hong Kong, membuat kota itu berada di ambang resesi pertama mereka dalam satu dekade terakhir.

Pada Kamis, Standard Chartered menyatakan dukungan kepada pemerintah Hong Kong untuk menegakkan ketertiban sosial dan menjaga status kota itu sebagai pusat keuangan internasional. Sementara itu, HSBC menuturkan bahwa semua pihak perlu menyelesaikan perselisihan melalui komunikasi ketimbang menggunakan kekerasan.

Pada Rabu (21/8), demonstrasi damai di stasiun kereta bawah tanah, Yuen Long, berubah menjadi rusuh setelah bentrokan antara pengunjuk rasa anti-pemerintah dan polisi.

Ribuan orang ambil bagian dalam aksi damai di stasiun Yuen Long sebagai bentuk protes atas penyerangan terhadap pengunjuk rasa dan penumpang yang terjadi tepat sebulan lalu.

Unjuk rasa pada Rabu malam waktu setempat berjalan dengan damai selama sekitar tiga jam, kemudian pada pukul 22.00, puluhan demonstran bentrok dengan polisi antihuru-hara yang berjaga di luar stasiun.

Sponsored

Sejumlah polisi mendorong demonstran masuk ke dalam stasiun. Para pengunjuk rasa menyemprotkan alat pemadam kebakaran, menumpahkan minyak goreng, bir dan deterjen cair ke lantai stasiun untuk memperlambat langkah polisi.

Beberapa demonstran memblokir pintu keluar stasiun dan mengarahkan sinar laser hijau kepada petugas yang menggunakan tameng untuk berlindung.

Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi berhenti sebelum terjadi pertempuran serius. Polisi menahan diri dan tidak menggunakan gas air mata atau menyerbu para pemrotes. Bentrokan tersebut berlanjut selama hampir satu jam, kemudian sebagian besar pengunjuk rasa membubarkan diri sebelum tengah malam waktu setempat.

Aksi protes pada Rabu merupakan yang terbaru dalam serangkaian demonstrasi pro-demokrasi yang telah berlangsung sejak Juni. Unjuk rasa itu juga menandai kembalinya agresi setelah aksi damai pada Minggu (18/8) sempat menurunkan tensi di Hong Kong.

Demonstrasi pada Rabu digelar untuk memperingati peristiwa pada 21 Juli, ketika lebih dari 100 pria berbaju putih menyerbu stasiun Yuen Long, melukai sekitar 45 orang. Tanpa pandang bulu mereka menyerang para demonstran berpakaian hitam dengan pipa besi dan tongkat kayu.

Para saksi mata mengatakan sejumlah pria berpakaian putih itu menargetkan pemrotes yang hendak pulang setelah berunjuk rasa di pusat Hong Kong dan merusak Kantor Penghubung China.

Yuen Long berada di wilayah pedesaan di mana banyak daerah di sekitarnya dikenal memiliki koneksi dengan Triad dan memegang pendirian pro-Beijing.

Polisi Hong Kong dikecam keras karena dinilai lambat dalam mengatasi insiden penyerangan pada 21 Juli, memicu desas-desus adanya kolusi antara pihak kepolisian dengan tersangka anggota Triad.
 
Tiga hari setelah kejadian tersebut, polisi mengatakan mereka menangkap 28 orang yang diduga melakukan penyerangan. Namun, tidak satu pun dari mereka yang dijatuhkan dakwaan.

Peringatan China

Diplomat senior China, Huang Ping, pada Rabu mengatakan warga AS seharusnya mengindahkan pandangan Presiden Donald Trump yang menyatakan bahwa demonstrasi yang mengguncang Hong Kong adalah masalah internal China.

"Presiden Trump menyebutnya sebagai urusan internal China. Kami berharap warga AS mengikuti perintahnya," tutur Huang.

Dia menambahkan bahwa tidak ada negara yang memiliki hak untuk mengganggu China atau urusan internalnya.

"Hong Kong adalah bagian dari China dan ini murni urusan dalam negeri China. Tidak ada negara atau politikus asing yang boleh ikut campur," tegasnya.

Pada Selasa (20/8), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan kembali seruan Washington agar China menghormati komitmennya terhadap formula "satu negara, dua sistem",

Dalam tajuk rencana yang terbit pada Selasa, media yang dikelola pemerintah China, Global Times, mengkritik keras Wakil Presiden AS Mike Pence yang mengaitkan perundingan dagang dengan gerakan pro-demokrasi di Hong Kong.

Kemarahan masyarakat Hong Kong meletus pada Juni karena RUU ekstradisi yang sekarang telah ditangguhkan. Di bawah RUU tersebut, tersangka di Hong Kong dapat diekstradisi dan diadili di pengadilan China daratan.

Dalam konferensi pers pada Selasa (20/8), Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menegaskan bahwa RUU itu sudah mati.

Mengulangi perkataan Lam, Huang pun menyatakan bahwa RUU ekstradisi sudah mati.

"Persoalan itu sudah mati, para demonstran memanfaatkannya untuk mempromosikan agenda mereka sendiri," kata dia.

Gerakan pro-demokrasi tersebut juga dipicu oleh kekhawatiran lebih luas tentang erosi kebebasan yang dijamin di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang berlaku setelah Hong Kong dikembalikan ke China pada 1997.

Beijing menentang serangkaian protes di Hong Kong, menuduh negara-negara asing, termasuk Amerika Serikat, berperan dalam mengobarkan api kerusuhan.

Sejak pekan lalu, pasukan paramiliter China (PAP) mengadakan latihan keamanan di kota perbatasan dengan Hong Kong, Shenzhen. Banyak yang menilai latihan tersebut merupakan peringatan bahwa Beijing dapat saja secara paksa melakukan intervensi ke kota itu.  (Reuters, Channel News Asia, The Guardian dan New York Post)

Berita Lainnya
×
tekid