Semakin runyam, Senat tunjuk Lambert sebagai presiden sementara Haiti

Senat Haiti, Jumat kemarin, menunjuk Joseph Lambert, kepala majelis tinggi Kongres, sebagai presiden sementara menggantikan Presiden Jovenel Moise yang dibunuh awal pekan ini.

Penunjukkan Lambert untuk kekuasaan sementara ini menjerumuskan negara itu ke dalam keadaan ketidakpastian politik yang ekstrem.

Langkah itu melemahkan otoritas Perdana Menteri Claude Joseph, yang menyatakan dirinya sebagai pemimpin dengan dukungan AS dan PBB.

Joseph meminta PBB dan AS mengirim pasukan untuk membantu mengamankan pelabuhan negara, bandara dan infrastruktur strategis lainnya setelah Moise terbunuh pada hari Rabu oleh komando 28 pria bersenjata.

Delapan senator yang menandatangani resolusi tersebut menganggap bahwa Joseph dicopot dari jabatannya pada hari Senin dalam dekrit terakhir yang ditandatangani oleh Moise sebelum pembunuhannya. Presiden menunjuk Ariel Henry untuk menggantikan Joseph.

"Claude Joseph bukan perdana menteri. Dia adalah bagian dari pemerintahan saya," kata Henry kepada media.

Lambert akan mengambil alih sebagai kepala negara hingga 7 Februari 2022, ketika mandat Moise berakhir, dan tugas pertamanya adalah menyelenggarakan pemilihan, menurut resolusi tersebut.

Tetapi banyak yang mempertanyakan apakah Senat memiliki kekuatan untuk menunjuk seorang presiden. Senat memiliki 10 anggota parlemen dan belum diizinkan untuk membuat keputusan karena kurangnya kuorum.

Baik Kamar Deputi, atau majelis rendah, dan dua pertiga Senat dijadwalkan untuk diperbarui pada 2019, tetapi pemilihan ditunda karena ketidakstabilan politik. Kongres ditutup, menyebabkan Moise memerintah dengan dekrit selama lebih dari satu tahun.