sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Seoul pantau kemungkinan peluncuran rudal oleh Korea Utara

Analisis menunjukkan peningkatan aktivitas di 2 lokasi utama, yaitu fasilitas penelitian rudal Samundong dan fasilitas uji coba roket Sohae.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 11 Mar 2019 18:22 WIB
Seoul pantau kemungkinan peluncuran rudal oleh Korea Utara

Militer Korea Selatan pada Senin (11/3) mengatakan, pihaknya tengah memantau dengan saksama fasilitas di Korea Utara setelah serangkaian gambar satelit memicu peringatan bahwa Pyongyang mungkin tengah mempersiapkan peluncuran rudal jarak jauh atau angkasa luar.

Analisis menunjukkan peningkatan aktivitas di dua lokasi utama, yaitu fasilitas penelitian rudal Samundong dan fasilitas uji coba roket Sohae. Peluncuran apapun akan mengirimkan sinyal buruk terhadap pembicaraan tentang nuklirisasi.

"Korea Selatan melacak dengan cermat dan mengamati seluruh kegiatan terkait kemungkinan berbagai skenario, termasuk peluncuran rudal di seberang perbatasan dan berkoordinasi dengan Amerika Serikat," kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Kim Joon-rak.

NPR melaporkan bahwa gambar-gambar satelit di Samundong yang diambil pada 22 Februari menunjukkan mobil dan truk di lokasi, serta kereta dan derek di halaman fasilitas tersebut.

"Ketika Anda menyatukan semua itu, benar-benar seperti situasi saat Korea Utara tengah dalam proses membangun roket," terang Jeffrey Lewis, seorang peneliti di Middlebury Institute of International Studies di Monterey.

Terletak di pinggiran Pyongyang, fasilitas Samundong dibangun pada 2012 untuk mendukung pengembangan rudal jarak jauh dan kendaraan peluncur angkasa luar.

Selain mengembangkan ICBM Hawsong-15, yang menurut para analis mampu menjangkau seluruh daratan Amerika Serikat, Samundong membangun roket jarak jauh yang kemudian diangkut dan berhasil diluncurkan dari stasiun peluncuran satelit Sohae pada 2012 dan 2016.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam pertemuan puncaknya dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Pyongyang tahun lalu sepakat untuk menutup situs Sohae.

Sponsored

Gambar-gambar satelit pada Agustus 2018 menunjukkan para pekerja membongkar tempat uji mesin di fasilitas Sohae.

Tetapi think-tank Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington menyebutkan bahwa pembangunan kembali telah dimulai sejak pekan lalu di fasilitas yang sama.

"Struktur bergerak yang telah digunakan untuk mengangkut kendaraan ke landasan peluncuran telah dipulihkan," kata situs 38 North.

Situs yang sama menyebutkan bahwa aktivitas pembangunan kembali telah dimulai sebelum KTT kedua Korea Utara-Amerika Serikat yang berlangsung di Vietnam pada 27-28 Februari. Pertemuan tersebut gagal menghasilkan kesepakatan apapun.

John Bolton, penasihat keamanan nasional Donald Trump, pada Minggu (10/3) mengatakan bahwa AS memantau kemungkinan peluncuran oleh Korea Utara.

"Kami memantaunya tanpa berkedip, dan kami tidak berilusi tentang itu," ujar Bolton, menambahkan bahwa bosnya akan sangat kecewa jika Korea Utara melakukan uji coba rudal baru.

Korea Utara telah dilarang oleh Dewan Keamanan PBB untuk melakukan peluncuran angkasa luar karena beberapa teknologinya mirip dengan yang digunakan untuk rudal balistik antarbenua.

Sejak KTT Hanoi, Trump dinilai telah sangat berhati-hati untuk meramalkan masa depan hubungan keduanya. Tetapi, dia terus menyatakan bahwa tercapainya kesepakatan tetap mungkin terjadi.

Menurut Trump, Kim Jong-un telah berjanji untuk tidak akan melakukan uji coba rudal atau nuklir lagi. "Saya memegang janjinya." (South China Morning Post)

Berita Lainnya
×
tekid