sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Siapa kelompok yang diduga dalang pengeboman di Sri Lanka?

Hingga Selasa (23/4), Menhan Sri Lanka mengumumkan bahwa korban tewas teror bom di sejumlah hotel dan gereja mencapai 311 orang.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 23 Apr 2019 11:07 WIB
Siapa kelompok yang diduga dalang pengeboman di Sri Lanka?

Sebuah kelompok ekstremis lokal yang kurang dikenal bernama National Thowheed Jamath (NTJ) dituduh menjadi dalang di balik serangkaian pengeboman yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu (21/3).

Per Selasa (23/4), Menteri Pertahanan Sri Lanka menyatakan ledakan yang terjadi di sejumlah gereja dan hotel itu telah menewaskan 311 orang dan melukai 500 orang.

Meski demikian, baik NTJ maupun kelompok esktremis lain belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Pada Senin (22/4), ketika pihak berwenang Sri Lanka menyatakan bahwa NTJ merupakan pelaku pengeboman, masih sangat sedikit orang yang mengetahui tentang kelompok ekstremis itu.

Kelompok itu disebut lahir dari perpecahan kelompok garis keras Islamis lain di negara itu, Sri Lanka Thowheed Jamath (SLTJ).

Meskipun masih relatif kurang dikenal, SLTJ lebih memiliki nama di Sri Lanka. Pemimpin mereka, Abdul Razik, ditangkap pada 2016 karena menghasut kebencian terhadap umat Buddha.

Beberapa laporan juga mengaitkan NTJ dengan serentetan vandalisme pada Desember 2018 yang menargetkan kuil-kuil Buddha di Mawanella, wilayah tengah Sri Lanka. Mereka merusak sejumlah patung Buddha yang dipajang di luar kuil.

NTJ merupakan kelompok ekstrem pinggiran dan merupakan bagian dari minoritas di negara itu. Pasalnya, hanya 9,7% dari populasi sekitar 21 juta penduduk Sri Lanka adalah muslim.

Sponsored

Kehadiran media sosial mereka juga tidak kuat. Akun Facebook mereka hanya diperbarui setiap beberapa pekan. Twitter NTJ pun belum diperbarui sejak Maret 2018.

Penyelidikan terkait serangan

Pada Senin, juru bicara pemerintah Rajitha Senaratne mengatakan kepada wartawan di Kolombo bahwa beberapa badan intelijen asing telah memperingatkan akan terjadi serangan.

Sebelumnya, Menteri Telekomunikasi Sri Lanka Harin Fernando mentwit dokumen yang dikirim oleh Kepala Polisi Sri Lanka pada awal April.

Dalam dokumen itu, nama NTJ disebut secara eksplisit. Dokumen tersebut juga memperingatkan bahwa kelompok itu berencana untuk menyerang gereja-gereja dan Komisi Tinggi India.

Dokumen itu juga menyebutkan nama pemimpin NTJ, Mohamed Zahran.

Direktur International Crisis Group Sri Lanka Alan Keenan, menyatakan bahwa NTJ diduga merupakan kelompok yang sama yang berada di belakang vandalisme di Mawanella.

"Polisi menangkap sekelompok pemuda yang mengaku sebagai murid seorang pengkhotbah yang namanya disebutkan dalam dokumen intelijen yang keluar pada Minggu," lanjutnya.

Namun, karena NTJ merupakan kelompok lokal yang kecil, pihak berwenang menyelidiki kemungkinan mereka bertindak dengan bantuan kelompok ekstremis lain.

"Kami merasa organisasi sekecil mereka tidak dapat melakukan serangan sebesar itu," kata Senaratne. "Kami sekarang sedang menyelidiki apakah NTJ menerima dukungan dari kelompok internasional, hubungan mereka dengan kelompok lain, bagaimana mereka merekrut dan melahirkan pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka, serta bagaimana mereka merakit bom seperti itu."

Meski tidak menyebut NTJ secara langsung, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena meyakini bahwa kelompok mana pun di balik serangan itu mendapat bantuan dari luar negeri.

"Sejumlah badan intelijen telah melaporkan bahwa ada kelompok-kelompok teror internasional yang berada di belakang para teroris lokal ini," ujar Presiden Sirisena dalam sebuah pernyataan. "Akan ada bantuan dari pihak internasional untuk memerangi mereka."

Tiga anak miliarder Denmark tewas

Tiga anak dari milarder ritel Anders Holch Povlsen tewas dalam pengeboman di Sri Lanka. Media asal Denmark mengungkapkan bahwa Povlsen beserta istri dan empat anaknya sedang berlibur di Sri Lanka.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Anders kehilangan tiga anak dalam serangan itu," tutur Manajer Komunikasi Bestseller Jesper Stubkier.

Stubkier menolak berkomentar lebih lanjut dengan alasan menghormati privasi keluarga.

Pengusaha asal Denmark itu memiliki perusahaan pakaian, Bestseller, yang merupakan pemegang saham terbesar di pengecer mode Inggris, Asos, dengan kepemilikan saham lebih dari 26%. Dia juga memiliki 10% saham di pengecer online asal Jerman, Zalando.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan pria itu bernilai sebesar US$5,7 miliar, menempatkannya di peringkat ke-304 dari daftar orang terkaya di dunia.

Bestseller sendiri memiliki 2.700 toko di 70 negara dengan laba penjualan sebesar US$3,7 miliar pada 2018. Perusahaan itu memiliki 17.000 karyawan dan membawahi merek seperti Vero Moda dan Jack & Jones.

Povlsen juga memegang 50% saham di Bestseller Fashion Group China, sebuah perusahaan independen yang memiliki lebih dari 7.000 toko di China. Dia pun terdaftar sebagai anggota dewan pengawas Zalando sejak 2013.

Minat sang miliarder melampau fesyen dan ritel. Dia dan istrinya, Anne, merupakan salah satu pemilik tanah pribadi terbesar di Skotlandia.

Pada 2007, pasangan itu mendirikan Wildland, sebuah perusahaan konservasi dan pembangunan berkelanjutan.

Melalui perusahaan tersebut, Povlsen dan sang istri telah memulihkan sejumlah bangunan di Skotlandia, dan mereka berencana untuk merehabilitasi properti lain seraya melindungi sejumlah bangunan yang penting secara arkeologis.

Menurut situs Wildland, pasangan ini telah membeli wilayah pegunungan yang luas di Romania untuk melindunginya dari eksploitasi seperti penebangan, ekstrasi sumber daya alam, dan urbanisasi. (BBC dan CNN)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid