sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sierra Leone batalkan proyek bandara yang dibiayai China

Kebijakan Sierra Leone ini menjadikannya sebagai pemerintah pertama di Afrika yang membatalkan kesepakatan yang didukung China.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 11 Okt 2018 14:43 WIB
Sierra Leone batalkan proyek bandara yang dibiayai China

Sierra Leone membatalkan pembangunan sebuah bandara kontroversial di luar ibu kota Freetown senilai US$318 juta. Proyek itu rencananya akan dibangun oleh perusahaan China dan didanai oleh pinjaman Tiongkok.

Proyek yang dijadwalkan akan selesai pada 2022 dicanangkan oleh mantan Presiden Ernest Bai Koroma pada Maret lalu.

China Railway Seventh Group yang didukung negara, pembangun jembatan dan jalan raya yang berpengalaman di seluruh Afrika, telah dikontrak untuk membangun bandara Mamamah dengan pendanaan dari China Exim Bank.

Kebijakan Sierra Leone ini menjadikannya sebagai pemerintah pertama di Afrika yang membatalkan kesepakatan yang didukung China.

"Setelah pertimbangan serius dan upaya sungguh-sungguh untuk mencapai keputusan, pandangan pemerintah adalah tidak ekonomis untuk melanjutkan pembangunan bandara baru ketika yang sudah ada belum dimanfaatkan secara maksimal," ungkap surat dari Menteri Transportasi dan Penerbangan Sierra Leone Kabineh Kallon kepada direktur proyek tersebut.

Kepada BBC pada Rabu (10/10), Kallon menerangkan, bandara yang sudah berdiri saat ini akan direnovasi sebagai ganti pembatalan tersebut.

"Saya berhak mengambil keputusan terbaik bagi negara ini," katanya. 

Tidak jelas apakah ada sanksi keuangan terkait dengan membatalkan kesepakatan.

Sponsored

Sierra Leone adalah salah satu negara termiskin di Afrika, dan dinilai oleh IMF sebagai risiko moderat dari kesulitan utang.

Menurut Johns Hopkins SAIS China-Africa Research Initiative, di bawah mantan presiden Koroma, yang menjabat dari September 2007 hingga April 2018, negara itu mengambil US$224 juta utang dari China.

Adapun Presiden terpilih Julius Maada Bio memilih untuk meninjau kembali sejumlah komitmen keuangan yang dibuat oleh pendahulunya.

Ke depan, Sierra Leone memutuskan untuk meningkatkan bandara yang ada di kota Lungi, yang telah dikritik karena konektivitasnya yang buruk ke ibu kota. Lungi dan Freetown dipisahkan oleh muara, itu berarti diperlukan perjalanan feri untuk mencapai kota.

Pemerintah dilaporkan mempertimbangkan membangun jembatan untuk menghubungkan bandara ke Freetown.

Afrika dan China

Menurut China-Africa Research Initiative, secara kolektif, negara-negara Afrika berutang pada China sekitar US$130 miliar. Uang itu digunakan untuk mendanai proyek transportasi, listrik, dan pertambangan.

Dalam pertemuan Kerja Sama China-Afrika (FOCAC) 2018, pertemuan tiga tahunan antara kepala negara Tiongkok dan Afrika, Presiden Xi Jinping mengumumkan pinjaman dan bantuan lebih lanjut sebesar US$60 miliar untuk Benua Hitam.

Agustus lalu, 16 senator Amerika Serikat memperingatkan pemerintah mereka melalui sebuah surat yang ditujukan kepada Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Mereka menyatakan bahwa pembiayaan infrastruktur oleh China telah menciptakan tingkat utang yang tidak berkelanjutan di negara berkembang, yang mana harus diselamatkan oleh IMF. 

Sebagian besar utang itu disebabkan oleh pengeluaran luar biasa untuk mendukung infrastruktur program Belt and Road yang digagas oleh Presiden Xi Jinping. Program itu bertujuan membangun koridor perdagangan besar yang menghubungkan China, Eropa, Afrika, dan seluruh Asia. 

China dituding mengoperasikan kebijakan diplomasi jebakan utang, yang menekan negara-negara yang tidak dapat membayar utang dalam kesepakatan eksploitatif.

Pada 2010, Beijing menginvestasikan US$1,5 miliar untuk sebuah pelabuhan Sri Lanka. Ketika negara itu tidak dapat melunasi utangnya, fasilitas itu diserahkan ke sebuah perusahaan milik negara China dengan jangka waktu 99 tahun.

Namun, sejumlah pemimpin Afrika bersyukur atas investasi yang diberikan pemerintah China.

"China telah menjadi investor utama di benua kami. Ketika kami melihat untuk memperluas investasi China di Afrika, kami perlu mendorong lebih banyak kemitraan lokal antara pengusaha Cina dan Afrika," kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada pembukaan FOCAC September lalu. (CNN)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid