Siswa perempuan di Afghanistan akan diperbolehkan ke sekolah lagi
Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus, kelompok itu berjanji untuk menegakkan hak-hak anak perempuan dan perempuan.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, anak perempuan akan segera diizinkan kembali ke sekolah menengah.
juru bicara Kementerian Dalam Negeri Qari Saeed Khosty mengatakan pada Minggu (17/10), waktu yang tepat mengenai hal itu akan diumumkan oleh Kementerian Pendidikan.
“Dari pemahaman dan informasi saya, dalam waktu yang sangat singkat semua universitas dan sekolah akan dibuka kembali. Termasuk semua anak perempuan dan perempuan akan kembali ke sekolah dan pekerjaan mengajar mereka,” katanya.
Khosty menunjukkan, sudah waktunya bagi gadis-gadis di sekolah menengah dan guru perempuan mereka akan segera kembali. Hal ini sudah mereka dengar dari Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan. Meskipun begitu, hal ini akan memakan waktu dan tentunya merugikan banyak gadis.
“Mereka ingin kembali ke sekolah, mereka ingin melanjutkan studi. Ini juga merupakan salah satu tuntutan masyarakat internasional agar Taliban melindungi dan menjaga hak-hak anak perempuan dan perempuan untuk pergi ke sekolah dan bekerja,” kata dia.
Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus, kelompok itu berjanji untuk menegakkan hak-hak anak perempuan dan perempuan. Namun, tindakannya sejak itu telah mengkhawatirkan masyarakat internasional.
Taliban telah mengirim sinyal beragam tentang perempuan yang kembali bekerja di kantor-kantor pemerintah dan telah memaksa universitas untuk memberlakukan kembali kebijakan pemisahan gender.
Antonio Guterres, sekretaris jenderal PBB, awal bulan ini mengutuk janji-janji yang dilanggar Taliban kepada perempuan dan anak perempuan Afghanistan. Ia juga mengimbau kelompok itu untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum HAM dan kemanusiaan internasional.
Di sisi lain, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan, meskipun dia ragu Taliban akan sekali lagi melarang pendidikan anak perempuan, kelompok itu harus diingatkan bahwa Islam tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi lagi.
“Gagasan bahwa perempuan tidak boleh dididik sama sekali tidak islami. Itu tidak ada hubungannya dengan agama,” kata Khan
Sumber: aljazeera.com