sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Krisis ekonomi berbuntut kekerasan, Sri Lanka berlakukan jam malam

Jam malam akan diberlakukan di empat distrik di Kolombo.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 01 Apr 2022 10:30 WIB
Krisis ekonomi berbuntut kekerasan, Sri Lanka berlakukan jam malam

Aparat Kepolisian memberlakukan jam malam di beberapa bagian Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, sejak hari ini (1/4). 

Jam malam diberlakukan setelah beberapa hari sebelumnya terjadi unjuk rasa menentang cara pemerintah mengatasi krisis ekonomi terburuk negara dalam beberapa dekade. Unjuk rasa berbuntut aksi kekerasan.

Dilansir Reuters, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di dekat kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa di pinggiran kota Kolombo pada Kamis (31/4) malam. Pengunjuk rasa kemudian dibubarkan oleh polisi menggunakan gas air mata dan meriam air. 

"Jam malam akan diberlakukan di empat distrik di Kolombo," kata Inspektur Polisi, Amel Edirimanne.  

Seorang saksi mengatakan, beberapa pengunjuk rasa mengenakan helm sepeda motor membongkar dinding dan melemparkan batu bata ke arah polisi. Setelah itu, mereka membakar bus di jalan menuju kediaman Gotabaya.

Unjuk rasa membuat negara yang memiliki 22 juta penduduk mengalami pemadaman listrik bergilir hingga 13 jam sehari. Pemadaman juga dipengaruhi krisis ekonomi yang membuat pemerintah tak memiliki cukup dana mengimpor bahan bakar. Pemerintah mematikan lampu jalan untuk menghemat listrik.

"Pemadaman listrik justru menghentikan perdagangan di pasar saham," ucap Menteri Listrik Pavithra Wanniarachchi.

Dana Moneter Internasional (IMF) akan memulai diskusi dengan pihak berwenang Sri Lanka mengenai kemungkinan program pinjaman dalam beberapa hari mendatang sebagai jalan keluar dari krisis.  

Sponsored

Berdasarkan data, inflasi ritel mencapai 18,7% pada Maret. Inflasi makanan mencapai 30,2%, sebagian didorong oleh devaluasi mata uang. 

Inflasi berada pada tingkat terburuk dalam lebih dari satu dekade, kata Dimantha Mathew dari First Capital Research. Colombo Stock Exchange (CSE) memangkas perdagangan harian menjadi dua jam dari empat setengah jam akibat pemadaman listrik.

Sebelumnya, Pemerintah Sri Lanka telah membuat keputusan untuk membatalkan ujian sekolah akibat kekurangan kertas pertengahan Maret lalu. Kondisi ini adalah dampak dari krisis keuangan yang tengah dialami negara tersebut. 

Krisis ini adalah yang paling buruk sejak kemerdekaan Sri Lanka pada 1948. Negara tidak dapat mendanai impor kertas cetak. Kondisi ini juga berdampak pada kelangsungan sistem pendidikan di sana.  

Saat ini pemerintah telah mengumumkan bahwa ujian tidak akan dilakukan, dan belum tahu kapan akan dilakukan. Padahal saat ini Sri Lanka memiliki 4,5 juta siswa sekolah.

"Kepala sekolah tidak dapat mengadakan tes karena printer tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan," kata Departemen Pendidikan Sri Lanka Barat.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid