close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Perempuan berpayung di jembatan penyeberangan Bangkok. Foto AFP-Manan Vatsyayana
icon caption
Perempuan berpayung di jembatan penyeberangan Bangkok. Foto AFP-Manan Vatsyayana
Dunia
Sabtu, 11 Mei 2024 17:04

Suhu panas di Thailand tewaskan 61 orang, lebih banyak dari 2023

Bagian timur laut Thailand – jantung pertanian – mengalami jumlah kematian tertinggi.
swipe

Serangan panas telah menewaskan 61 orang di Thailand sepanjang tahun ini. Kematian ini lebih banyak dibandingkan sepanjang tahun 2023, kata kementerian kesehatan pada Jumat (10/5). Negeri Siam itu dilanda cuaca terik setelah beberapa pekan di seluruh wilayah.

Gelombang cuaca yang sangat panas melanda Thailand dalam beberapa pekan terakhir. Imbasnya, pihak berwenang mengeluarkan peringatan tentang cuaca panas hampir setiap hari.

Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa 61 orang telah meninggal karena sengatan panas sejak awal tahun 2024, dibandingkan dengan 37 orang pada keseluruhan tahun 2023.

Bagian timur laut Thailand – jantung pertanian – mengalami jumlah kematian tertinggi.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan manusia akan menghasilkan gelombang panas yang lebih sering, lebih lama, dan lebih hebat.

Meskipun fenomena El Nino turut mendorong terjadinya cuaca yang sangat hangat tahun ini, Asia juga mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization) PBB.

Badai telah melanda sebagian wilayah Thailand pada pekan ini, menurunkan suhu namun menimbulkan peringatan dari pihak berwenang mengenai potensi banjir bandang.

Pada bulan April, Thailand mencatat suhu 44,2 derajat Celcius yang tercatat di provinsi utara Lampang – hanya di bawah rekor nasional sepanjang masa sebesar 44,6 derajat yang dicapai tahun lalu.

Sebuah pulau di Thailand selatan ditutup pada hari Kamis setelah ditemukannya pemutihan karang yang luas, kata kantor taman nasional.

Pemutihan, yang terjadi ketika alga yang hidup di dalam karang terkelupas, biasanya disebabkan oleh suhu laut yang lebih tinggi dari biasanya dan peningkatan radiasi ultraviolet.

Karang dapat pulih dari pemutihan seiring berjalannya waktu, ketika suhu turun dan kondisi laut kembali normal.

Departemen Taman Nasional, Margasatwa dan Konservasi Tumbuhan (DNP) mengatakan Pulau Pling dan terumbu karang di sekitar Taman Nasional Sirinart di Phuket akan ditutup sementara karena pemutihan karang ekstensif yang disebabkan oleh kenaikan suhu air laut.

Departemen ini juga memantau taman nasional di Koh Chang, Koh Samet, Chumphon, Koh Surin, Teluk Phang Nga, kepulauan Phi Phi, dan Lanta.

Informasi ini muncul setelah Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) bulan lalu memperingatkan bahwa dunia saat ini sedang mengalami peristiwa pemutihan karang besar kedua dalam 10 tahun terakhir.

Sistem terumbu karang mulai dari Australia hingga Florida mengalami kesulitan setelah berbulan-bulan mengalami panas laut yang memecahkan rekor, kata NOAA disitat South China Morning Post.

Penutupan taman terjadi secara berkala di Thailand, yang dikunjungi oleh 28 juta wisatawan pada tahun 2023, banyak dari mereka datang untuk menikmati pantai alami di negara tersebut.

Pada tahun 2018, Maya Bay, pulau di Thailand yang dipopulerkan oleh film Hollywood “The Beach”, ditutup selama lebih dari empat bulan untuk memungkinkan kehidupan karang dan lautnya pulih setelah kelelahan karena banyaknya wisatawan.(channelnewsasia,scmp)

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan