sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Swiss peringatkan agar tidak serahkan aset Rusia yang dibekukan kepada Ukraina

Washington mempertimbangkan menggunakan aset beku Bank Sentral Rusia untuk memberikan bantuan keuangan dan militer kepada Ukraina.

Hermansah
Hermansah Rabu, 06 Jul 2022 14:33 WIB
Swiss peringatkan agar tidak serahkan aset Rusia yang dibekukan kepada Ukraina

Presiden Swiss Ignazio Cassis memperingatkan masyarakat internasional tentang konsekuensi negatif dari kemungkinan keputusan untuk menyerahkan aset Rusia yang dibekukan kepada Ukraina.

Dia mengatakan hal itu pada konferensi internasional tentang pemulihan Ukraina yang diadakan di Kota Lugano di Swiss pada Selasa (5/7) waktu setempat.  Ignazio menyebutkan keputusan semacam ini akan menjadi preseden yang berbahaya dan merusak fondasi tatanan liberal.

"Hak kepemilikan atau hak milik adalah hak fundamental, hak asasi manusia," katanya, seraya menambahkan bahwa hak-hak itu hanya dapat dilanggar jika dasar hukum yang dibuat tepat, seperti yang terjadi selama pandemi virus corona baru.

Negara-negara Barat mulai memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia atas operasi militer khusus di Ukraina pada Februari 2022, termasuk membekukan sekitar US$300 miliar aset asing Bank Sentral Rusia, serta aset luar negeri dari bank dan perusahaan Rusia lainnya.

Selain itu, Amerika Serikat memutuskan untuk tidak mengembalikan aset yang disita kepada pemiliknya yang sah di masa depan, sementara Dewan Perwakilan Rakyat Kongres AS menyetujui keputusan untuk menjual beberapa properti yang disita untuk memberikan bantuan ke Kiev.

Washington juga mempertimbangkan untuk menggunakan aset beku Bank Sentral Rusia untuk memberikan bantuan keuangan dan militer kepada pemerintah Kiev. Keputusan itu didukung oleh Komisaris Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell.

Menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, penyitaan aset Rusia "memutar semua norma hukum," dan sama dengan "perampasan properti pribadi." Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan inisiatif untuk menyerahkan aset tersebut ke Ukraina sebagai "pencurian".

 

Sponsored

 

Sumber: TASS

Berita Lainnya
×
tekid