sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Thailand dan Merck dalami penjajakan untuk 200.000 pil Covid-19

Beberapa negara Asia lainnya juga berebut untuk mengunci pasokan pengobatan potensial lebih awal.

Sita Aisha Ananda
Sita Aisha Ananda Senin, 04 Okt 2021 16:56 WIB
Thailand dan Merck dalami penjajakan untuk 200.000 pil Covid-19

Seorang pejabat Thailand pada Senin (4/10) mengatakan Pemerintah Thailand sedang dalam pembicaraan dengan pembuat obat AS Merck.Co untuk membeli 200.000 pil antivirus eksperimental perusahaan untuk pengobatan Covid-19.

Direktur jenderal Departemen Layanan Medis (DMS), Somsak Akksilp, mengatakan bahwa Thailand saat ini sedang mengerjakan perjanjian pembelian untuk obat antivirus, molnupiravir.

"Kami sekarang sedang mengerjakan perjanjian pembelian dengan Merck yang diharapkan selesai pekan ini, kami telah memesan 200.000 course sebelumnya," kata Somsak.

Ia mengatakan pil akan diperkirakan tiba setelah Desember, meskipun kesepakatan itu akan tunduk pada persetujuan pil oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat dan regulator Thailand.

Beberapa negara Asia lainnya juga berebut untuk mengunci pasokan pengobatan potensial lebih awal setelah mereka tertinggal dari negara-negara Barat dalam peluncuran vaksin Covid-19.

Korea Selatan, Taiwan, dan Malaysia dikabarkan sedang melakukan pembicaraan untuk membeli pil tersebut. Sedangkan Filipina, yang menjalankan uji coba pil tersebut, mengatakan pihaknya berharap penelitian domestiknya akan memungkinkan akses ke pengobatan tersebut.

Di Filipina, Wakil Menteri Kesehatan, Maria Rosario Vergeire, mengatakan pada konferensi pers reguler pada Senin bahwa, mereka melihat Filipina dapat memiliki lebih banyak akses ke obat ini karena memiliki rekan uji klinis.

Molnupiraivr dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetic virus. Pil tersebut akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19. Uji klinis sementara menunjukkan itu dapat mengurangi sekitar 50% kemungkinan rawat inap atau kematian untuk pasien yang berisiko penyakit parah akibat Covid-19.

Sponsored

Perusahaan AS itu mengatakan mereka mengharapkan untuk menghasilkan 10 juta course pengobatan pada akhir tahun 2021. Perusahaan memiliki kontrak pemerintah AS untuk memasok 1,7 juta kursus molnupiravir dengan harga US$700 per course.

Perusahaan telah mengatakan bahwa mereka merencanakan pendekatan penetapan harga berjenjang berdasarkan kriteria pendapatan negara.(reuters.com)

Berita Lainnya
×
tekid