Timur Tengah memanas, Menlu RI panggil Dubes AS dan Iran
Pemanggilan kedua duta besar tersebut untuk menyampaikan kekhawatiran terhadap hubungan AS-Iran saat ini.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat Joseph Donovan dan Duta Besar Iran Mohammad Azad ke Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, pada Senin (6/1) siang.
"Indonesia menyampaikan kekhawatiran terhadap hubungan AS-Iran saat ini, kita berharap seluruh pihak yang terlibat menahan diri sehingga tidak terjadi eskalasi lebih lanjut," jelas Menlu Retno.
Met the Ambassador of Iran and Ambassador of the US separately this afternoon (06/01)
Indonesia conveyed concerns on the latest development in US - Iran relations. pic.twitter.com/IVeI3MUn0j — Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (@Menlu_RI) January 6, 2020
Situasi di Timur Tengah memanas setelah serangan udara AS menewaskan Komandan Pasukan Quds, unit elite Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC), Qasem Soleimani di dekat Bandara Baghdad, Irak, pada Jumat (3/1).
Serangan udara yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump itu juga menewaskan enam pejabat tinggi militer Irak dan Iran lainnya. Pascakematian Soleimani, Iran bersumpah akan membalas tindakan AS.
Menlu Retno menyatakan, eskalasi tidak akan menguntungkan pihak mana pun. Ketegangan, lanjutnya, hanya akan membawa instabilitas di Timur Tengah yang pada akhirnya akan berdampak bagi seluruh dunia.
Selain menekankan pesan damai, Retno mengungkapkan bahwa Indonesia juga tidak meninggalkan kewajiban untuk melindungi WNI yang berada di kawasan tersebut.
"Secara khusus saya juga sampaikan kalau di Timur Tengah, ada kepentingan Indonesia yakni jutaan WNI yang menetap, hidup, dan bekerja di kawasan tersebut. Maka itu, masyarakat Indonesia pasti akan terdampak ketegangan antara kedua negara," ujar dia.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis pada Sabtu (4/1), Kemlu RI mengimbau WNI di Irak untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan menghubungi KBRI jika memerlukan bantuan.
Menlu Retno menuturkan bahwa hingga saat ini, Indonesia belum memerintahkan evakuasi WNI. Namun, pemerintah telah menyusun rencana kontingensi dan secara terus menerus berkomunikasi dengan perwakilan di Timur Tengah untuk mengetahui perkembangan situasi.
"Bagian dari rencana kontingensi itu adalah untuk memetakan berapa banyak WNI yang ada di Timur Tengah dan sebarannya di mana saja," ujar mantan Duta Besar RI untuk Belanda tersebut.
Lebih lanjut, pemerintah Indonesia pun tengah berdiskusi untuk menentukan tingkat kedaruratan di kawasan.
"Apakah di level satu, dua, atau tiga karena masing-masing akan berbeda cara penanganannya," lanjut dia. "Yang jelas kita masih melakukan pemetaan agar rencana kontingensi matang. Di saat yang sama, kita berdoa semoga tidak terjadi eskalasi."