close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
 Seorang anak dievakuasi petugas. Foto AOL
icon caption
Seorang anak dievakuasi petugas. Foto AOL
Dunia
Rabu, 29 Mei 2024 07:02

Topan Aghon: 7 tewas, ribuan orang mengungsi di Filipina

Tan mengatakan banyak rumah, termasuk kediaman gubernur, rusak akibat angin kencang dan hujan lebat.
swipe

Topan Aghon akhirnya menjauh dari Filipina. Tapi mengakibatkan sedikitnya tujuh orang tewas, sebagian besar disebabkan oleh banjir atau pohon tumbang. Sejumlah pelabuhan terpaksa ditutup, sehingga menyebabkan ribuan penumpang terlantar, kata para pejabat pada Selasa (28/5).

Topan Ewiniar melanda pantai timur negara itu pada Jumat larut malam dan bertahan di kepulauan Filipina selama beberapa hari, sebelum bergeser ke timur laut menjauhi kepulauan tersebut. Semua peringatan badai dicabut pada hari Selasa.

Pergeseran arah topan menyelamatkan ibu kota padat penduduk, Manila, dari dampak yang berpotensi menimbulkan kerusakan.

Ewiniar, yang dikenal secara lokal sebagai Aghon, terakhir dilacak pada hari Selasa sekitar 450 kilometer timur kota utara Basco di provinsi Batanes dengan kecepatan angin 130 km/jam dan hembusan angin hingga 160 kpj, menurut peramal cuaca pemerintah.

Setidaknya enam penduduk desa tenggelam dalam banjir atau meninggal setelah tertimpa pohon tumbang saat air bah tiba-tiba melanda di provinsi Quezon yang terkena dampak paling parah, kata polisi provinsi.

ABC News melansir di provinsi selatan Misamis Oriental, seorang penduduk desa meninggal ketika sebuah pohon tumbang dan menabrak ojek yang ia tumpangi bersama saudara perempuannya saat mereka dalam perjalanan ke sekolah, kata polisi.

Banyak desa yang dilanda banjir bandang. Beberapa daerah dataran rendah terendam air setinggi 2,4 meter di Lucena, ibu kota provinsi Quezon. Banjir ini sebagian disebabkan oleh tersumbatnya sistem drainase setelah musim kemarau yang sangat panas, kata Gubernur Quezon Angelina Tan dan pejabat provinsi lainnya.

Tan mengatakan banyak rumah, termasuk kediaman gubernur, rusak akibat angin kencang dan hujan lebat. Topan tersebut memaksanya mencari perlindungan di tempat lain sambil mengawasi distribusi makanan dan bantuan lainnya kepada penduduk desa yang mengungsi, katanya.

Sebelum terbang ke Brunei pada Selasa untuk kunjungan kenegaraan, Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengatakan lebih dari 26.700 orang terkena dampak topan tersebut, termasuk banyak yang mengungsi ke pusat evakuasi di lima wilayah provinsi. Tiga bandara dan 29 pelabuhan tidak dapat beroperasi secara normal akibat topan tersebut, sementara enam kota besar dan kecil dilanda pemadaman listrik, katanya.

Lebih dari 4.800 penumpang, supir truk dan pembantu kargo terdampar di satu titik karena penutupan pelabuhan ketika topan melanda provinsi-provinsi selatan dan tengah, kata penjaga pantai Filipina.

“Bahkan sebelum topan melanda, kami telah mengangkut barang-barang bantuan di tempat-tempat yang dekat dengan jalur yang diperkirakan akan dilalui topan, jadi semuanya sudah siap,” kata Marcos disitir AOL mengutip AP News.

Sekitar 20 topan dan badai setiap tahun melanda kepulauan Filipina, yang juga terletak di kawasan Asia yang sering dilanda gempa bumi dan letusan gunung berapi, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.

Pada tahun 2013, Topan Haiyan, salah satu topan terkuat yang pernah tercatat, menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang, meratakan seluruh desa, menyapu kapal ke daratan, dan membuat lebih dari 5 juta orang mengungsi di Filipina tengah.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan