Total kasus infeksi Covid-19 di Brasil capai 101.174

Kementerian Kesehatan Brasil pada Minggu (3/5) melaporkan 4.588 kasus infeksi dan 275 kematian baru akibat Covid-19. Jumlah itu membuat total kasus yang dikonfirmasi menjadi 101.147.

Dari total tersebut, 7.025 di antaranya meninggal dan 42.991 lainnya dinyatakan sembuh.

Lebih lanjut, kemenkes menjelaskan bahwa jumlah kasus positif meningkat sekitar 5% pada Minggu dari hari sebelumnya sementara angka kematian harian meningkat 4%.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah menuai kritik atas penanganannya terhadap Covid-19. Dia dianggap meremehkan penyebaran pandemik.

Pada Minggu, puluhan tokoh menandatangani surat terbuka kepada pemerintah Brasil yang meminta para pejabat melindungi penduduk asli atau pribumi di negara tersebut, yang sebagian besar menetap di wilayah terpencil dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan.

Surat terbuka tersebut memperingatkan bahwa para penebang liar berpotensi menularkan Covid-19 kepada penduduk asli Brasil. Surat itu turut ditandatangani oleh sejumlah selebritas mulai dari bintang televisi Amerika Serikat, Oprah Winfrey, hingga supermodel asal Brasil, Gisele Bundchen.

Sementara itu, Bolsonaro disebut sedang menghadapi krisis politik paling serius dalam masa jabatannya. Hal itu terjadi setelah Menteri Kehakiman Sergio Moro pekan lalu mengundurkan diri.

Kepergian Moro menyusul keputusan Bolsonaro untuk mengganti kepala polisi federal Brasil, tindakan yang Moro gambarkan sebagai campur tangan politik dalam ranah yang seharusnya dikontrol kementerian kehakiman.

Bolsonaro menunjuk Direktur Badan Intelijen Brasil (SNI) Alexandre Ramagem sebagai kepala polisi federal yang baru.

Kemudian pada 29 April, Mahkamah Agung Brasil mengizinkan penyelidikan terkait dugaan bahwa Presiden Bolsonaro berusaha mengintervensi kinerja polisi.

Mahkamah Agung juga menolak penunjukan Ramagem sebagai kepala polisi federal baru. Hal itu membuat marah Bolsonaro.

Presiden Bolsonaro menyebut Moro sebagai "Yudas", merujuk pada murid yang mengkhianati Yesus Kristus. (Reuters dan The Guardian)