sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Trump anulir rencana vaksin awal di Gedung Putih

Trump pada Minggu waktu setempat menyarankan, agar para pejabat tinggi harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan vaksin.

Cindy Victoria Dhirmanto
Cindy Victoria Dhirmanto Senin, 14 Des 2020 15:29 WIB
Trump anulir rencana vaksin awal di Gedung Putih

Presiden Amerika Serikat  Donald Trump telah membatalkan rencana pemberian vaksin coronavirus kepada pejabat Gedung Putih dalam beberapa hari mendatang. Sebelumnya para pejabat mengatakan anggota senior pemerintahan Trump akan menjadi orang-orang pertama yang diberikan Pfizer/BioNTech. Namun, Trump mengatakan bahwa telah meminta “penyesuaian” pada rencana tersebut.

AS telah menyetujui vaksin untuk penggunaan darurat dan akan mulai meluncurkannya pada Senin (14/12) waktu setempat. Vaksin ini menawarkan perlindungan hingga 95% terhadap Covid-19. Tiga juta dosis pertama vaksin saat ini sedang didistribusikan ke 50 negara bagian di seluruh AS.

Pengiriman pertama dosis tersebut di Michigan pada Minggu (13/12), dengan petugas kesehatan dan orang tua mengantre untuk mendapatkan suntikan tersebut. Kematian akibat coronavirus telah meningkat tajam sejak November di AS, dengan rekor kenaikan harian dunia sebanyak 3.309 dilaporkan pada Sabtu (12/12). Peluncuran vaksin tersebut menjadi titik balik karena hampir 300.000 orang AS telah meninggal dunia. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengatakan otorisasi penggunaan darurat vaksin, yang diumumkan pada Jumat (11/12), adalah tonggak penting dalam pandemi, setelah mendapat tekanan kuat dari pemerintahan Trump untuk menyetujui suntikan itu. Dosis dari vaksin yang sama telah diberikan di Inggris. Vaksin Pfizer juga telah mendapat persetujuan regulasi di Kanada, Bahrain dan Arab Saudi.

Awal dari upaya vaksinasi di AS datang ketika electoral college, sistem yang memilih Presiden AS yang ditetapkan untuk mendukung kemenangan Joe Biden.

Kapan Trump akan menerima vaksin?

Pejabat mengatakan kepada beberapa outlet media pada Minggu, bahwa beberapa vaksin pertama akan disediakan untuk mereka yang bekerja di dekat Trump. Rencana vaksinasi, pertama kali dilaporkan oleh New York Times dan dikonfirmasi oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) John Ullyot. Salah satu tujuan dari program tersebut adalah untuk membangun kepercayaan publik terhadap vaksin tersebut.

“Rakyat Amerika harus yakin bahwa mereka menerima vaksin yang aman dan efektif yang sama seperti pejabat senior pemerintah Amerika Serikat atas saran dari para profesional kesehatan masyarakat dan kepemimpinan keamanan nasional,” kata Ullyot.

Sponsored

Namun, Trump pada Minggu menyarankan agar para pejabat tinggi harus menunggu lebih lama.

“Orang-orang yang bekerja di Gedung Putih harus menerima vaksin agak lambat dalam program tersebut, kecuali secara khusus diperlukan,” katanya dalam sebuah tweet. “Saya telah meminta agar penyesuaian ini dilakukan.”

Belum jelas apa pengaruh tweet Trump terhadap upaya pemerintah untuk melindungi pejabat tinggi, kata kantor berita AP dalam laporannya.

Presiden AS yang tertular coronavirus pada Oktober dan pulih setelah dirawat di rumah sakit mengatakan, belum menjadwalkan untuk mengambil vaksin tetapi berharap untuk melakukannya pada waktu yang tepat.

Dia sebelumnya mengklaim kebal, meskipun para ahli medis mengatakan tidak ada kejelasan apakah orang yang telah pulih dari Covid-19 terlindungi dari infeksi kedua, dan jika demikian, berapa lama perlindungan ini bisa bertahan.

Sebelumnya beberapa staf senior dan pejabat di Gedung Putih, dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut. 

Yang terbaru adalah pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, yang mengungkapkan dirawat dengan koktail obat yang sama dengan presiden.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid