sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Trump desak Eropa tampung kombatan ISIS

Trump meminta sekutu AS di Eropa untuk menampung lebih dari 800 kombatan ISIS dan mengadili mereka.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 18 Feb 2019 10:41 WIB
Trump desak Eropa tampung kombatan ISIS

Lewat serangkaian twit, Presiden Donald Trump mengatakan, negara-negara Eropa harus memulangkan dan mengadili ratusan anggota ISIS yang telah ditangkap di Suriah.

"AS meminta Inggris, Prancis, Jerman dan sejumlah sekutu Eropa untuk memulangkan lebih dari 800 anggota ISIS yang kami tangkap di Suriah dan mengadili mereka. Kekhalifahan segera runtuh. Alternatifnya tidak baik karena kita akan terpaksa melepaskan mereka," sebut Trump dalam cuitannya pada Sabtu (16/2) malam.

Dalam twit berikutnya dia menulis, "AS tidak ingin menyaksikan para anggota ISIS ini menembus Eropa, yang mana itu merupakan tujuan mereka. Kami melakukan begitu banyak dan mengeluarkan begitu banyak - Waktunya bagi yang lain untuk melangkah dan melakukan pekerjaan yang mereka mampu. Kami akan menarik kembali pasukan kami setelah 100% kemenangan atas ISIS!."

Pernyataan Trump tersebut muncul ketika area yang sekarang dikendalikan ISIS menyusut menjadi hanya 700 meter persegi. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS pada Sabtu.

SDF telah meluncurkan serangan untuk mengusir ISIS dari kantong terakhirnya di Suriah, di sebuah kota kecil Baghouz Al-Fawqani, di timur negara itu. 

Pada masa kejayaannya, kelompok teroris itu menguasai wilayah seluas Inggris Raya dan memerintah lebih dari 10 juta orang.

Mengomentari soal tahanan ISIS, Jenderal top AS di Irak, Letnan Jenderal Paul LaCamera menyatakan bahwa jumlahnya tidak dapat diabaikan. "Dan apa yang akan terjadi pada mereka, itu menjadi pertanyaan besar."

Sponsored

"Sekarang inilah tantangan sebenarnya: jika Anda bergabung dengan ISIS, Anda menyerahkan paspor Anda, kartu identitas Anda, akta kelahiran Anda, dan itu dihancurkan dan mereka hengkang dari ISIS ... Jadi, pertanyaannya sebenarnya adalah bukan hanya soal tahanan, tapi apa yang akan kita lakukan dengan orang-orang tanpa kewarganegaaran tersebut," tutur LaCamera.

LaCamera menegaskan bahwa isu ini tidak terletak di ranah militer. "Ini benar-benar menyangkut saluran diplomatik."

"Bukan hanya soal tahanan, tapi juga mereka yang diungsikan oleh ISIS atau tidak memiliki identitas," papar LaCamera.

Inggris menolak kembalinya kombatan ISIS

Pada Jumat (15/2), Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid mengungkapkan bahwa pihaknya tidak akan ragu untuk mencegah kembalinya kombatan ISIS, tetapi mereka yang berhasil kembali akan diselidiki dan berpotensi dituntut.

Downing Street merujuk ke pernyataan Javid ketika dimintai respons tentang twit Trump.

"Kami memiliki serangkaian langkah-langkah sulit untuk menghentikan orang-orang yang menjadi ancaman serius untuk kembali ke Inggris, termasuk merampas kewarganegaraan Inggris mereka atau mengeluarkan mereka dari Inggris," tegas Javid.

Menteri Dalam Negeri menambahkan bahwa merupakan prioritasnya untuk memastikan keselamatan dan keamanan Inggris dan bahwa dia tidak akan membiarkan apapun membahayakan itu.

Kicauan Trump datang beberapa setelah seorang remaja Inggris, yang bergabung dengan ISIS pada 2015, mengatakan dia ingin kembali ke rumah. Kondisinya saat menyampaikan keinginannya itu tengah hamil dan dia kini telah melahirkan seorang bayi laki-laki.

Shamima Begum melakukan perjalanan dari London ke Suriah dengan dua teman sekelasnya ketika dia berusia 15 tahun. Sekarang usianya 19 tahun dan kepada The Times dia mengaku dia tidak menyesal bergabung dengan kelompok teroris ISIS.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan pada Minggu (17/2) bahwa warganya yang diduga kombatan ISIS memiliki hak untuk kembali ke Jerman.

"Pada prinsipnya, semua warga negara Jerman, termasuk yang diduga berjuang untuk apa yang disebut ISIS, memiliki hak untuk kembali ke Jerman," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Susanna Hartung. Dia menambahkan bahwa penilaian risiko individu dibuat untuk setiap orang.

"Otoritas keamanan Jerman menduga sekitar 1.050 orang telah pergi ke Suriah dan Irak sejak 2013 untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teroris," ungkap Kementerian Dalam Negeri. 

Sepertiga, menurut Hartung, sudah kembali ke Jerman.

"Jika memungkinkan, pihak berwenang Jerman berusaha untuk menderadikalisasi pengungsi yang kembali. Layanan dukungan, seperti tindakan deradikalisasi, juga dukungan sosial-pendidikan dan psikologis, sangat penting untuk mengembalikan anak-anak yang mungkin mengalami trauma parah dan itu diluar proses hukum," sebut Kementerian Dalam Negeri Jerman.

Pada Desember 2018, Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik keluar pasukannya dari Suriah karena ISIS telah dikalahkan.

Kritik berdatangan atas rencana itu, sebuah langkah yang mengejutkan sekutu, mengejutkan anggota parlemen AS dan memicu pengunduran diri Menteri Pertahanan James Mattis.

Berita Lainnya
×
tekid