sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Trump isyaratkan ingin bertemu, Korut ajukan syarat

Donald Trump dan Kim Jong-un telah bertatap muka tiga kali. Namun, seluruh pertemuan mereka belum menghasilkan kemajuan yang berarti.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 19 Nov 2019 18:17 WIB
Trump isyaratkan ingin bertemu, Korut ajukan syarat

Korea Utara pada Senin (18/11) mengatakan mereka tidak tertarik pada pembicaraan yang "tidak berarti" dengan Amerika Serikat. Pernyataan yang disampaikan oleh pejabat senior Korea Utara Kim Kye-gwan tersebut muncul setelah Donald Trump pada Minggu (17/11), mengisyaratkan pertemuan lain antara dirinya dengan Kim Jong-un.

"Kami tidak lagi tertarik dengan pembicaraan semacam itu," kata Kim Kye-gwan yang juga mantan wakil menteri luar negeri seperti yang dilansir media Korea Utara, KCNA. "Karena kami tidak mendapat imbalan apa pun, kami tidak lagi akan memberi Presiden AS sesuatu yang dapat dia sombongkan, kecuali kami mendapat kompensasi atas keberhasilan yang dibanggakan oleh Presiden Trump sebagai pencapaian pemerintahannya."

Trump dan Kim Jong-un telah bertatap muka tiga kali.

Dalam laporannya, KCNA juga mengutip pernyataan Kim Yong-chol, seorang pejabat senior yang sebelumnya memimpin negosiasi dengan AS. Dia mengatakan bahwa Washington tidak boleh bermimpi bernegosiasi soal denuklirisasi sebelum meninggalkan kebijakan yang bermusuhan terhadap Korea Utara.

"Kami tidak memiliki persoalan mendesak dan tidak berniat untuk duduk semeja dengan AS yang penuh akal," ujar Kim Yong-chol.

Dia menekankan bahwa Korea Utara mengharapkan kompensasi atas setiap pencapaian pemerintahan yang diklaim Trump selama lebih dari setahun belakangan.

"Mungkin untuk berkonsultasi tentang denuklirisasi hanya ketika pembangunan kepercayaan antara Korea Utara dan AS berjalan lebih dulu dan seluruh ancaman terhadap keamanan dan pengembangan Korea Utara dihilangkan," tambah Kim Yong-chol. 

Trump dan Kim Jong-un bertemu untuk pertama kalinya di Singapura pada Juni 2018. Namun, pertemuan tersebut tidak membuat kemajuan yang signifikan. Sementara itu, tatap muka kedua mereka berlangsung di Vietnam dan lagi-lagi tidak menghasilkan perkembangan berarti.

Sponsored

Pada pertemuan ketiga di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membelah kedua Korea, Trump dan Kim Jong-un sepakat untuk membuka kembali ruang bagi negosiasi. Pembicaraan tingkat kerja pun berlangsung pada Oktober di Swedia, di mana pertemuan berakhir dengan utusan Korea Utara menuduh perwakilan AS datang dengan tangan kosong.

Kepala negosiator nuklir Korea Utara Kim Myong-gil kepada KCNA kembali menegaskan pernyataan rekan-rekannya bahwa dialog tidak akan mungkin terwujud kecuali AS meninggalkan kebijakan permusuhannya.

Kim Myong-gil memperingatkan Swedia untuk memerhatikan perilaku mereka dan tidak bertingkah seperti sopir. Dia mengatakan kepada AS untuk tidak lagi berpura-pura tertarik melakukan dialog jika terus meminta pihak ketiga menjangkau Korea Utara untuk menggelar pembicaraan.

Korea Utara telah menuntut pencabutan sanksi yang mengganggu perekonomiannya dan pada April, Kim Jong-un menetapkan batas waktu hingga akhir tahun bagi AS untuk menunjukkan lebih banyak fleksibilitas.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid