Turki setujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac
Program vaksinasi Turki akan dimulai pada Kamis (14/1).

Otoritas Turki memberikan lampu hijau untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech, pada Rabu (13/1).
Tindakan ini membuka jalan untuk peluncuran program vaksinasi Turki yang dimulai dengan memprioritaskan para petugas perawatan kesehatan dan kelompok berisiko tinggi lainnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Turki, Fahrettin Koca dan anggota dewan penasihat ilmiah negara tersebut menerima suntikan pertama secara langsung di televisi, segera setelah otoritas pengatur kesehatan, Badan Obat, dan Alat Kesehatan Turki, mengumumkan telah memberikan lampu hijau bagi vaksin Sinovac untuk digunakan.
"Saya sebelumnya mengatakan bahwa ada cahaya di ujung terowongan," kata Koca saat menerima dosis pertama vaksin. "Saya percaya bahwa hari-hari di depan kita akan lebih cerah."
Koca menyatakan, program vaksinasi Turki akan dimulai pada Kamis (14/1), dimulai dengan petugas kesehatan. Dia mendesak semua warga untuk divaksinasi, dengan mengatakan itu adalah cara paling menjanjikan untuk mengalahkan pandemik Covid-19.
Vaksin Sinovac menjalani studi di Turki, Brasil, dan Indonesia, dan sejauh ini ada ketidakpastian tentang efektivitasnya.
Para peneliti di Brasil pekan lalu telah mematok vaksin sebagai 78% efektif untuk melindungi dari penyakit simptomatik. Namun, minggu ini mereka mengumumkan data yang menunjukkan secara keseluruhan, efektivitas hanya di atas 50%.
Sementara itu, para peneliti di Turki dan Indonesia telah mengumumkan tingkat efektivitas yang lebih tinggi, masing-masing 91% dan 65%. Otoritas kesehatan global mengatakan vaksin apa pun yang setidaknya 50% efektif akan berguna untuk memerangi Covid-19.
Pengiriman pertama vaksin Sinovac, terdiri dari tiga juta dosis, tiba di Turki akhir bulan lalu. Turki dijadwalkan menerima total 50 juta dosis.
Pemerintah Turki sebelumnya juga telah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk mendapatkan 4,5 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, dengan opsi untuk mendapatkan 30 juta dosis lagi nanti.
Sejauh ini, Turki melaporkan sekitar 2,3 juta kasus positif Covid-19, termasuk sekitar 23.000 kematian.
Negara itu telah memberlakukan lockdown selama akhir pekan dan jam malam malam untuk melawan lonjakan kasus infeksi. (Associated Press)

Konglomerat ramai-ramai caplok bank bermodal mini
Senin, 25 Jan 2021 16:15 WIB
Cerita mereka yang setengah mati berburu ruang rawat inap Covid-19
Minggu, 24 Jan 2021 16:56 WIB