sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Umat Islam di UEA diminta beribadah di rumah selama Ramadan

UEA mengonfirmasi 6.781 kasus positif coronavirus jenis baru, di mana 41 di antaranya meninggal.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 20 Apr 2020 16:19 WIB
Umat Islam di UEA diminta beribadah di rumah selama Ramadan

Otoritas keagamaan di Uni Emirat Arab (UEA) meminta umat Islam beribadah di rumah selama Ramadan seraya mengatakan tenaga kesehatan yang menangani pasien coronavirus jenis baru tidak wajib berpuasa selama bulan suci yang akan dimulai pada minggu ini.

Dewan Fatwa Emirat melalui pernyataan tertulis yang dikutip media setempat pada Minggu (19/4) menjelaskan seluruh umat Islam yang sehat wajib berpuasa, tetapi para tenaga kesehatan di garda terdepan penanggulangan pandemik Covid-19 dikecualikan dari kewajiban tersebut. Dewan Fatwa khawatir jika tenaga medis berpuasa, daya imun mereka akan melemah sehingga berpotensi gagal menyelamatkan nyawa pasien.

Otoritas setempat juga mengingatkan warga untuk senantiasa menjaga jarak. Pemerintah UAE telah melarang sementara ibadah di masjid dan tempat keagamaan lainnya sebagai upaya penanggulangan Covid-19.

"Berkumpul untuk beribadah dapat membahayakan nyawa, sebuah kegiatan yang dilarang keras dalam ajaran Islam," kata Dewan Fatwa.

UEA, pusat bisnis di kawasan, mendeteksi 6.781 kasus positif coronavirus jenis baru, di mana 41 di antaranya meninggal dan 1.286 telah dinyatakan sembuh. 

Jumlah pasien positif Covid-19 di UEA kedua tertinggi setelah Arab Saudi di antara anggota Dewan Kerja Sama Teluk. Hingga berita ini diturunkan, Arab Saudi mengonfirmasi 9.362 kasus infeksi, di mana 97 d antaranya meninggal dan 1.398 orang telah dinyatakan pulih.

Wakil Presiden UEA Syekh Mohammed bin Rashid al-Maktoum mengumumkan aksi kemanusiaan berupa pengiriman 10 juta paket makanan ke komunitas terdampak pandemik.

"Prioritas kami dalam menghadapi pandemik ini, khususnya jelang bulan suci Ramadan adalah menyedikan makanan bagi semua orang," kata dia. "Di UEA, tidak ada orang yang tidur dalam kondisi kelaparan. Tidak boleh ada yang tertinggal."

Sponsored

Sejumlah negara di Teluk Arab telah menghentikan sementara penerbangan, menetapkan jam malam, dan menutup sebagian besar sarana umum untuk mengekang penyebaran coronavirus jenis baru. Namun, penularan di antara pekerja migran dilaporkan terus meningkat karena banyak dari mereka tinggal di tempat yang padat huni.

Jutaan para pekerja migran, yang sebagian besar berasal dari Asia, telah menjadi penopang perekonomian negara-negara Teluk. Sebagian besar mereka bekerja di sektor yang terdampak wabah.

Pandemik Covid-19 juga dikhawatirkan banyak pihak dapat menghambat proses pengiriman uang dari para pekerja migran itu ke negara asalnya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid