sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Uni Eropa dukung peninjauan ulang standar ISPO

Sertifikasi ISPO yang hanya diimplementasikan oleh sekitar 15% produsen minyak sawit di Indonesia belum dianggap memenuhi standar dunia.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 05 Des 2018 13:24 WIB
Uni Eropa dukung peninjauan ulang standar ISPO

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend menyatakan bahwa sebagai importir terbesar kedua dari minyak sawit Indonesia, Uni Eropa mendukung penuh peninjauan kembali standar sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

"Kami sangat mendorong pemerintah Indonesia untuk meninjau kembali standar ISPO untuk membuatnya lebih akuntabel dan transparan bagi partisipasi masyarakat sipil," jelas Dubes Guerend di kediamannya di Kebayoran, Jakarta, Selasa (4/12).

Dubes Guerend menjelaskan, komitmen pemerintah untuk meningkatkan standar ISPO ini dia dengar langsung dari Menteri Perekonomian Darmin Nasution dalam Konferensi Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) ke-14 pada awal November di Bali.

Menurutnya, sertifikasi ISPO yang hanya diimplementasikan oleh sekitar 15% produsen minyak sawit di Indonesia belum dianggap memenuhi standar dunia.

Dubes Guerend menegaskan bahwa meski pun sebagai konsumen Uni Eropa tidak menetapkan standar apa pun terkait sertifikasi minyak sawit berkelanjutan, namun organisasi multilateral tersebut mendorong negara produsen untuk mematok standarisasi yang kukuh.

Dalam pasar bebas, lanjutnya, standarisasi kukuh ini dapat meyakinkan konsumen bahwa industri minyak sawit memiliki praktik berkelanjutan untuk mencegah deforestasi dan degradasi keanekaragaman hayati.

"Saya tahu bahwa ada banyak produsen yang berkomitmen, tetapi masih ada beberapa celah dalam industri (minyak sawit berkelanjutan) dan ini merusak citra industri bagi sebagian konsumen," jelasnya.

Baginya, ISPO yang hanya dipatuhi oleh minoritas dari produsen tidak dapat menjadi jawaban yang meyakinkan.

Sponsored

Selain mendukung peninjauan ulang ISPO, Dubes Guerend mengatakan bahwa Uni Eropa turut menyambut baik upaya pemerintah untuk memberlakukan moratorium lahan kelapa sawit serta upaya untuk mengintensifkan dan bukan untuk memperluas produksi minyak sawit.

ISPO sendiri merupakan kebijakan oleh Kementerian Pertanian RI dengan tujuan meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia.

Meski terapkan RED II, Uni Eropa akan tetap konsumsi minyak sawit Indonesia

Pada tahun 2019, Uni Eropa akan menerapkan Arahan Energi Terbarukan (RED II) dengan target pencapaian 32% energi terbarukan di Uni Eropa pada tahun 2030. Kesepakatan politik ini dicapai oleh Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Uni Eropa pada Juni 2018. Dubes Guerend memaparkan, RED II bertujuan untuk menemukan campuran energi yang tepat dalam hal energi terbarukan.

Menurut Dubes Guerend, tidak ada rujukan khusus atau eksplisit untuk minyak sawit dalam kesepakatan ini. Maka dari itu, RED II tidak membatasi atau melarang impor minyak sawit ke Uni Eropa. 

"Saya tahu betapa pentingnya minyak sawit bagi Indonesia, dan Uni Eropa akan terus mengonsumsi minyak kelapa sawit karena menjadi elemen kunci dalam begitu banyak produk makanan. Namun, tujuan kami di sini adalah untuk mengonsumsi minyak sawit berkelanjutan," ujar Dubes Guerend.

Dubes Guerend percaya bahwa pasokan minyak sawit akan tetap memenuhi permintaan jika pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memproduksi minyak sawit berkelanjutan.

Sebagai catatan, menurut data resmi dari Uni Eropa, impor minyak sawit Uni Eropa dari Indonesia meningkat 27% pada 2017 menjadi 2,4 miliar euro per tahun dibandingkan dengan 1,8 miliar euro per tahun pada 2016. Dalam lima tahun terakhir, impor minyak sawit pun relatif stabil dengan rata-rata 3,6 juta ton atau 2,3 miliar euro per tahun. Selain itu, pangsa pasar minyak sawit Indonesia di Uni Eropa tetap merupakan yang terbesar yakni 49%.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid