Upaya Pakistan dan Bangladesh agar warga tak ke masjid
Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa Covid-19 dapat membuat sistem kesehatan masyarakat yang lemah di Asia Selatan kewalahan.
Polisi di Pakistan memberlakukan lockdown atau karantina wilayah yang ketat demi mencegah orang pergi ke masjid untuk salat Jumat setelah pekan lalu gagal melakukannya.
Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa Covid-19 dapat membuat sistem kesehatan masyarakat yang lemah di Asia Selatan kewalahan.
Tetapi pihak berwenang di Pakistan dan Bangladesh, dua negara dengan mayoritas muslim, telah berjuang untuk membujuk kelompok agama konservatif agar mengikuti pedoman social distancing untuk mengekang penyebaran virus.
Sejumlah pejabat menyatakan, pemerintah di Provinsi Sindh memberlakukan lockdown 'seperti jam malam' selama tiga jam mulai dari pukul 12.00 untuk mencegah orang keluar dari rumah untuk salat.
"Demi kepentingan yang lebih besar untuk menyelamatkan jiwa, keputusan untuk melarang jamaah salat di masjid telah diambil setelah pertemuan para ulama dari semua aliran. Syariat Islam memungkinkannya," ungkap pejabat Sindh, Nasir Hussain Shah.
Hingga berita ini diturunkan, Pakistan memiliki 2.450 kasus Covid-19, tertinggi di Asia Selatan. Dari jumlah itu, 35 orang meninggal dan 126 lainnya sembuh.
Di Bangladesh, beberapa orang masih bersikeras pergi ke masjid meski pemerintah telah mengimbau untuk tinggal di rumah demi mengurangi risiko terinfeksi coronavirus jenis baru.
Badan keagamaan terkemuka Bangladesh, Islamic Foundation, telah mengatakan bahwa orang lanjut usia dan mereka yang demam atau batuk, gejala yang mirip dengan Covid-19, harus melakukan salat di rumah.
Bangladesh, rumah bagi 160 juta orang adalah salah satu negara dengan populasi paling padat di dunia. Sejauh ini, negara itu mencatat 61 kasus positif Covid-19, di mana enam meninggal dan 26 dinyatakan sembuh.
Sumber : Reuters