sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Usai tempuh 4.000 km dengan kereta, Kim Jong-un tiba di Korea Utara

Kereta lapis baja yang ditumpangi Kim Jong-un memasuki halaman stasiun kereta di Pyongyang pada Selasa pukul 03.00 waktu setempat.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 05 Mar 2019 11:23 WIB
Usai tempuh 4.000 km dengan kereta, Kim Jong-un tiba di Korea Utara

Kim Jong-un dilaporkan tiba di Korea Utara pada Selasa (5/3), setelah menempuh perjalanan 4.000 km atau satu setengah hari dengan kereta lapis bajanya dari Vietnam, di mana dia menggelar KTT untuk kedua kalinya bersama dengan Donald Trump pada 27-28 Februari. 

Kepulangan Kim Jong-un disambut meriah. Laporan kantor berita Korea Utara, KCNA, menyebutkan bahwa Kim Jong-un menerima penghormatan dari penjaga kehormatan militer dan diberikan buket bunga oleh anak-anak.

"Kim Jong-un ... tiba pada Selasa setelah menyelesaikan kunjungan dengan niat baik ke Republik Sosialis Vietnam ... Pada pukul 03.00, keretanya memasuki halaman stasiun kereta di Pyongyang," sebut KCNA. "Para pejabat senior juga menyambut Kim Jong-un dengan sangat antusias."

Laporan KCNA secara singkat menyinggung KTT AS-Korea Utara, tetapi tidak menerangkan bahwa pertemuan itu gagal menghasilkan kesepakatan apapun.

Setelah KTT dua hari, Kim Jong-un tetap berada di Vietnam untuk melakukan kunjungan resmi. Dia bertatap muka dengan Presiden Nguyen Phu Trong dan meletakkan karangan bunga di makam pemimpin revolusioner Vietnam Ho Chi Minh pada hari terakhirnya di negara itu.

Surat kabar utama Korea Utara, Rodong Sinmun, sebelumnya melaporkan bahwa Kim Jong-un dan Trump telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan untuk menyelesaikan isu yang dibahas dalam KTT di Hanoi. Tetap saja, mereka tidak menyinggung kegagalan dalam mencapai kesepakatan.

Sejumlah pengamat menilai, layanan propaganda Korea Utara tidak akan melaporkan tentang kegagalan KTT demi mencegah guncangan dalam kepemimpinan Kim Jong-un di ranah domestik. Mereka mengatakan, Kim Jong-un sangat ingin mendapat keringanan sanksi untuk membangkitkan kembali ekonomi negaranya yang nyaris mati dan juga meningkatkan mata pencaharian publik.

KTT Hanoi, sebelumnya diharapkan dapat memperjelas hasil pertemuan keduanya di Singapura pada Juni 2018 yang berakhir dengan janji samar Kim Jong-un untuk bekerja menuju denuklirisasi penuh Semenanjung Korea.

Sponsored

Adapun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin (4/3) mengatakan bahwa dia berharap dapat mengirimkan delegasi ke Korea Utara dalam beberapa pekan mendatang.

"Saya berharap, meskipun saya belum memiliki komitmen, bahwa kita akan kembali ke sana, bahwa saya akan memiliki tim di Pyongyang dalam beberapa pekan ke depan. Saya terus bekerja untuk menemukan tempat-tempat di mana ada minat bersama," kata Pompeo.

Perjalanan Kim Jong-un ke Vietnam merupakan yang pertama oleh pemimpin Korea Utara sejak 1964, ketika Kim Il-sung melawat ke negara itu dengan kereta.

Harapan dari tetangga

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengungkapkan keyakinannya bahwa AS dan Korea Utara akhirnya akan menemukan kesepakatan mengenai denuklirisasi.

"KTT kedua Korea Utara-AS, meskipun hasilnya sangat mengecewakan, adalah kesempatan untuk mengonfirmasi kemajuan yang sangat berarti yang telah dibuat melalui dialog antar kedua negara," tutur Presiden Moon dalam pertemuannya dengan Dewan Keamanan Nasional (NSC) di kantornya pada Senin.

Meski meyakini kesepakatan akan tercapai, namun Presiden Moon mendesak AS dan Korea Utara untuk bekerja memulai kembali dialog kerja tingkat awal. "Karena kami tidak ingin kebuntuan ini diperpanjang."

Menurut Trump, Korea Utara menuntut agar seluruh sanksi AS dan internasional atas mereka dicabut. Tetapi, sebagai imbalannya mereka hanya setuju untuk membongkar fasilitas nuklir di Yongbyon.

Korea Utara menolak klaim Trump dan mengatakan mereka hanya meminta pencabutan sebagian sanksi.

Selama pertemuan dengan NSC, Moon Jae-in menekankan bahwa penutupan fasilitas nuklir Yongbyon berarti proses denuklirisasi Korea Utara memasuki fase di mana tidak bisa kembali.

"Jika fasilitas nuklir Yongbyon, yang mencakup fasilitas pemrosesan ulang plutonium dan fasilitas pengayaan uranium, dibongkar sepenuhnya maka proses denuklirisasi Korea Utara dapat dikatakan telah memasuki fase yang tidak dapat diubah," kata Moon Jae-in. (AP, Reuters, Channel News Asia, dan Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid