sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wanita ini jatuh sakit, sebagian warga AS cemas

Ruth Bader Ginsburg terjatuh di kantornya pada Rabu (7/11) malam. Kondisi kesehatannya membuat banyak warga AS cemas.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Minggu, 11 Nov 2018 17:09 WIB
Wanita ini jatuh sakit, sebagian warga AS cemas

Awal pekan ini, salah seorang Hakim Agung Amerika Serikat Ruth Bader Ginsburg dirawat di rumah sakit. Peristiwa tersebut membuat banyak warga AS larut dalam kegelisahan.

Kisah ini bermulai pada Rabu (7/11) malam, Ginsburg dilaporkan terjatuh di kantornya. Kemudian dia dilarikan ke rumah sakit. Seketika media sosial gempar. Ucapan simpati pun mengalir kepada hakim agung yang liberal itu.

Sebelumnya, tepatnya pada tahun 2012, Ginsburg mengalami patah tulang pada dua tulang rusuknya setelah jatuh. Perempuan berusia 85 tahun itu juga telah dua kali berjuang melawan kanker serta menjalani pemasangan stent pada 2014 untuk membuka penyumbatan arterinya.

Akun @eddie_barash menulis, "#RuthBaderGinsburg DON’T YOU DARE DIE WE NEED YOU!!!!!!!!!!!!!!."

Kolumnis untuk Teen Vogue Lauren Duca bahkan menyatakan rela menyumbang seluruh rusuk dan organnya kepada Ginsburg.

Dalam programnya, presenter televisi Jimmy Kimmel menyebut bahwa Ruth Bader Ginsburg harus dilindungi dengan segala cara.

Meskipun Ginsburg telah keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumahnya pada Jumat (9/11), kecemasan masyarakat AS seputar kesehatannya masih belum berhenti.

Sponsored

Jika Ginsburg pensiun atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan baginya untuk bertugas, Presiden Donald Trump akan memiliki celah untuk memperkuat mayoritas kubu konservatif di Mahkamah Agung AS melalui penunjukan hakim agung ketiga pilihannya, setelah Neil Gorsuch dan Brett Kavanaugh.

Trump sendiri sempat mengirim simpati saat Ginsburg dilarikan ke rumah sakit. Presiden ke-45 AS itu mengatakan, "Saya berharap dia baik-baik saja. Dia mengatakan sesuatu yang tidak pantas selama kampanye Pilpres, tetapi dia telah minta maaf."

"Saya tidak mengatakan dia berada di pihak saya, tapi saya mendoakannya yang terbaik. Dan saya harap dia dapat melayani di Mahkamah Agung hingga bertahun-tahun mendatang," tambah Trump.

Dalam kampanye Pilpres AS 2016, Ginsburg sekali waktu mencap Trump sebagai seorang penipu.

Di luar itu, faktanya Ginsburg adalah ikon bonafide. Dia adalah subyek dalam 'On the Basis of Sex', sebuah film dokumenter, dan buku 'Notorious RBG'.

"Saya rasa orang-orang dari berbagai golongan usia bersemangat melihat seorang wanita di ruang publik yang telah menunjukkan bahwa, bahkan pada usia 85 tahun dia bisa begitu gigih dalam komitmennya untuk kesetaraan dan keadilan," ungkap Irin Carmon, salah satu dari penulis Notorious RBG. "Kami tidak punya cukup figur seperti beliau."

Terkenal karena posturnya yang kecil, sikapnya yang serius, dan tidak suka basa-basi, bagaimana Ginsburg yang berlatar belakang hukum bisa menjadi selebritas besar?

Potong gaji karena hamil 

Ginsburg lahir di lingkungan Flatbush, Brooklyn, New York pada 1933. Dia merupakan anak dari imigran Yahudi. Ibunya meninggal karena kanker ketika usia Ginsburg 17 tahun.

Setelah lulus dari Cornell University pada 1954, dia menikahi Marty Ginsburg dan tidak lama kemudian pasangan ini dikaruniai anak pertama mereka.

Ketika Ginsburg hamil, jabatannya di kantor keamanan sosial diturunkan. Diskriminasi terhadap wanita hamil masih legal pada 1950-an. Pengalaman itu akhirnya membuat Ginsburg memutuskan untuk menyembunyikan kehamilan keduanya.

Pada tahun 1956, Ginsburg menjadi satu dari sembilan wanita yang mendaftar di Hardvard Law School. Namun, seorang dekan terkenal tidak dapat terima bagaimana para mahasiswi tersebut 'mengambil' tempat pria di kampusnya.

Ginsburg kemudian ditransfer ke Columbia Law School di New York. Dia menjadi perempuan pertama yang mengenyam pendidikan hukum sekaligus di dua kampus bergengsi tersebut.

Meski demikian, tidak mudah bagi Ginsburg untuk mendapat pekerjaan walau dia adalah mahasiswi berprestasi. Menurutnya hal tersebut karena tiga alasan.

"Saya seorang Yahudi, wanita, dan ibu," tutur Ginsburg.

Ginsburg menjadi profesor di Rutgers Law School pada 1963. Dan pada masa itu, dia ikut mendirikan Women's Rights Projects di American Civil Liberties Union (ACLU). 

Pada 1973, Ginsburg menjadi penasihat umum ACLU. Ini sekaligus menandai era produktif ACLU dengan mendebat kasus-kasus diskriminasi gender, enam di antaranya membawa Ginsburg ke hadapan Mahkamah Agung AS. 

Dari enam kasus tersebut, Ginsburg memenangkan lima di antaranya. Dia menyatakan harus menjelaskan diskriminasi gender kepada hakim laki-laki layaknya seorang guru taman kanak-kanak.

Perempuan kedua di Mahkamah Agung AS

Pada 1980, sebagai bagian dari upaya Presiden Jimmy Carter untuk mendiversifikasi pengadilan federal, Ginsburg dinominasikan ke Pengadilan Banding untuk distrik Columbia.

Presiden Bill Clinton menominasikan Ginsburg ke Mahkamah Agung pada 1993, menjadikannya sebagai wanita kedua yang pernah dinominasikan ke lembaga pemegang kekuasaan yudisial tertinggi di AS.

Dalam sebuah wawancara tahun ini, Ginsburg mengungkapkan alasan mengapa dirinya belum pensiun. 

"Banyak yang bertanya pada saya, 'Kapan Anda akan mundur?'," tutur Ginsburg. "Selama saya mampu bekerja, saya akan tetap di sini."

Berita Lainnya
×
tekid