sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wanita Korea Selatan ramai-ramai bekukan sel telur

Dari 2013 hingga 2017, total wanita Korea Selatan yang menjalani prosedur pembekuan sel telur mencapai 648 orang.

Soraya Novika
Soraya Novika Kamis, 25 Okt 2018 07:09 WIB
Wanita Korea Selatan ramai-ramai bekukan sel telur

Jumlah wanita Korea Selatan yang memilih untuk membekukan sel telur meningkat hingga 12 kali lipat dalam periode 2013-2017.

Menurut CHA Medical Group, salah satu perusahaan kesehatan yang memiliki cabang fasilitas medis di seluruh Korea Selatan, pada 2017 sebanyak 288 wanita di Negeri Ginseng itu telah membekukan sel telur mereka di tiga rumah sakit milik CHA Medical Group yaitu di antaranya CHA Gangnam Medical Center, CHA Bundang Medical Center, dan CHA Fertility Center Seoul Station. 

Kementerian Kesehatan Korea Selatan pun mengakui bahwa ketiga rumah sakit tersebut merupakan penyimpan jumlah sel telur terbanyak di seantero negeri. 

Dari 2013 hingga 2017, total wanita Korea Selatan yang menjalani prosedur pembekuan sel telur mencapai 648 orang dengan hampir 50% nya atau sebanyak 310 orang merupakan wanita berusia 30-an, sementara untuk usia 40-an mencapai 37,5% atau sebanyak 243 orang, sekitar 13,8% atau 90 orang berasal dari usia 20-an, dan yang terendah berasal dari usia 50-an untuk 5 orang saja yang menyimpan sel telurnya.

Rumah sakit Cha Medical Group mengklaim bahwa bank sel telur miliknya dapat menyimpan sel telur hingga 10 tahun lamanya. 

Prosedur pembekuan sel telur yang menelan biaya hingga sekitar 1,5 juta sampai 2,5 juta won atau senilai US$1.320 - US$2.200 tidak ditanggung oleh Layanan Asuransi Nasional. 

Peningkatan jumlah wanita Korea Selatan yang menunda memiliki keturunan lewat prosedur itu disebabkan karena kebanyakan dari mereka ingin fokus dalam kariernya. Hal ini menyebabkan angka kehamilan untuk usia 35 tahun ke atas kian meningkat. Tahun lalu, wanita berusia 35 tahun dan lebih tua dari itu menyumbang sebanyak 29% dari total wanita yang melahirkan. 

Kehamilan yang terlambat dianggap sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terbesar terhadap munculnya kelahiran prematur serta infertilitas di Korea Selatan. 

Sponsored

Jumlah kelahiran prematur di Korea Selatan, meningkat secara signifikan pada 1996-2016 yaitu dari 1.205 menjadi 2.783 kasus. 

Sementara itu, warga Korea Selatan yang mengunjungi klinik kesuburan untuk evaluasi dan pengobatan infertilitas naik dari 178.000 pasien pada 2007 menjadi 208.703 pasien pada 2017.

Menurut CHA Medical Group, ketika prosedur pembekuan telur diperkenalkan sekitar lima tahun lalu, kebanyakan wanita yang mengunjungi mereka adalah pasien kanker yang menjalani kemoterapi.

Pengobatan kemoterapi dipercaya dapat merusak sel telur wanita dan dengan demikian memengaruhi kesuburan wanita. Untuk itu, banyak pasien kanker memilih membekukan sel telur mereka sebelum menjalani perawatan kemoterapi.

Saat ini, bagaimanapun juga, banyak wanita lajang di usia 20-an dan 30-an memilih menjalani prosedur pembekuan sel telur sebagai bentuk jaminan jika nanti di usia tuanya mereka ingin memiliki anak.

"Ada juga wanita yang sudah menikah di usia 30-an yang tidak ingin menjadi orang tua dulu dan memilih untuk melahirkan di kemudian hari," kata seorang dokter dari CHA Fertility Center Seoul Station Hur Yun-jung.

Kim Seon-ha, seorang wanita lajang berusia 30 tahun di Seoul mengatakan bahwa dia tertarik dengan prosedur pembekuan sel telur ini sebab mengaku masih menikmati masa lajangnya.

"Saya bahagia dengan masa lajang saya dan tidak benar-benar berpikir tentang menikah dalam waktu dekat. Namun, pasti akan lebih menyenangkan jika memiliki pilihan di usia 45 tahun dan tiba-tiba ingin memiliki sebuah keluarga," ujarnya. (The Korean Herald)

Berita Lainnya
×
tekid