sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Warga lansia Korea Selatan dan Korea Utara reuni pasca-perang

Terdapat 83 warga Korea Utara dan 89 warga Korea Selatan yang berpartisipasi dalam reuni ini. Yang tertua berusia 101 tahun.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 20 Agst 2018 16:19 WIB
Warga lansia Korea Selatan dan Korea Utara reuni pasca-perang

Puluhan warga lanjut usia asal Korea Selatan menyeberangi perbatasan yang dijaga ketat pada hari Senin (20/8). Mereka menuju Korea Utara untuk reuni dengan kerabat yang belum pernah mereka lihat sejak Perang Korea 1950-1953.

Reuni berlangsung di resor di Diamond Mountain, Korea Utara, saat Pyongyang meningkatkan upaya rekonsiliasi di tengah dorongan diplomatik untuk memecah kebuntuan terkait program senjata nuklir mereka.

Reuni singkat ini digambarkan sangat emosional karena sebagian besar peserta adalah kalangan lanjut usia yang ingin melihat orang yang mereka cintai 'sekali lagi'. 

Sebagian besar keluarga itu terpisah selama Perang Korea, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai sehingga secara teknis Semenanjung Korea masih dalam keadaan perang.

Terdapat 83 warga Korea Utara dan 89 warga Korea Selatan yang berpartisipasi dalam reuni ini. Yang tertua berusia 101 tahun. Sebelumnya, 100 orang dipilih dari masing-masing pihak, namun beberapa batal karena menyadari bahwa kerabat yang ingin mereka temui telah meninggal dunia.

Para peserta bertemu dengan kerabat mereka pada Senin sore waktu setempat, itu menjadi awal dari reuni yang berlangsung selama tiga hari. 

Pada Jumat hingga Minggu akan diadakan reuni tahap berikutnya yang melibatkan lebih dari 300 warga Korea Selatan, menurut Kementerian Unifikasi Seoul.

Reuni yang sudah-sudah berlangsung dalam suasana penuh haru di mana dari foto-foto yang bereda orang-orang yang sudah lanjut usia menangis, saling merangkul, dan membelai satu sama lain. 

Sponsored

Nyaris 20.000 orang telah berpartisipasi dalam 20 putaran reuni tatap muka sejak tahun 2000. Terdapat 3.700 pesan video yang dikirim di bawah program komunikasi singkat dari tahun 2005 hingga 2007.

Tidak ada yang memiliki kesempatan kedua untuk melihat kerabat mereka.

Selama tiga tahun sejak reuni terakhir diadakan, Korea Utara telah menguji tiga senjata nuklir dan beberapa rudal yang menunjukkan bahwa mereka berpotensi menyerang daratan Amerika Serikat.

Korea Utara telah bergeser ke diplomasi dalam beberapa bulan terakhir. Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in setuju untuk melanjutkan reuni selama pertemuan perdana keduanya pada April lalu.

Korea Selatan melihat keluarga yang terpisah sebagai masalah kemanusiaan terbesar yang diciptakan oleh perang, yang menewaskan dan melukai jutaan orang serta mempertajam jurang konflik di antara keduanya. Kementerian Unifikasi Seoul memperkirakan saat ini terdapat sekitar 600.000 hingga 700.000 warga Korea Selatan dengan kerabat langsung atau jauh di Korea Utara.

Seoul sendiri telah gagal membujuk Pyongyang untuk menerima seruan lamanya agar lebih sering mengadakan reuni dengan lebih banyak peserta.

Jumlah reuni yang terbatas tidak dapat memenuhi tuntutan anggota keluarga, yang sekarang kebanyakan berusia 80-an dan 90-an, kata para pejabat Korea Selatan. 

Lebih dari 75.000 dari 132.000 warga Korea Selatan yang sudah mendaftar untuk berpartisipasi dalam reuni telah meninggal, menurut Kementerian Unifikasi Seoul.

Para pengamat mengatakan Korea Utara melihat reuni sebagai sebuah tawaran yang penting dan tidak ingin mereka diperluas karena dapat memberikan kesadaran yang lebih baik kepada warganya tentang dunia luar.

Sementara Seoul menggunakan lotere untuk memilih peserta reuni, Pyongyang diyakini memilih berdasarkan kesetiaan kepada kepemimpinan otoriternya.

 

 

 

Sumber: BBC dan the Japan Times

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid