sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wartawan investigasi Bulgaria tewas dibunuh

Jasad wartawan bernama Viktoria Marinova (30) ditemukan pada Sabtu (6/10) di sebuah taman dekat sungai Danube.

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 08 Okt 2018 16:40 WIB
Wartawan investigasi Bulgaria tewas dibunuh

Seorang wartawan televisi investigasi diperkosa dan dibunuh secara brutal di Ruse, Bulgaria.

Jasad Viktoria Marinova (30) ditemukan pada Sabtu (6/10) di sebuah taman dekat sungai Danube, kata jaksa wilayah Ruse Georgy Georgiev pada Minggu (7/10).

Menurut Georgiev, kematian Marinova disebabkan oleh pukulan di kepala dan kekurangan nafas. 

Saat ini jaksa sedang menyelidiki semua petunjuk yang ada, baik pribadi maupun yang terkait dengan profesinya.

Menteri Dalam Negeri Bulgaria Mladen Marinos kemudian menegaskan kepada wartawan bahwa korban juga diperkosa.

Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov menyatakan bahwa penyelidikan atas kasus ini akan berhasil karena "Para kriminolog terbaik sedang dikirim ke Ruse ... Berkat banyaknya material DNA yang dikumpulkan, kasus ini hanya tinggal masalah waktu sebelum pelaku ditemukan."

Sumber-sumber kepolisian mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tindak kriminal itu tidak langsung muncul terkait dengan profesi korban.

Perwakilan kebebasan media OSCE Harlem Desir turut angkat suara. Dia mengutuk kasus pembunuhan tersebut.

Sponsored

Marinova adalah direktur administrasi televisi swasta TVN Ruse dan baru-baru ini meluncurkan talk show bertajuk 'Detector'.

Pada 30 September 2018 program itu mengulas penyelidikan terkait dugaan penipuan dana Uni Eropa dengan pengusaha besar yang juga seorang politikus. Talk show tersebut mewawancarai wartawan investigasi Dimitar Stoyanov dari situs Bivol.bg dan Attila Biro dari Romanian Rise Project.
 
Tidak lama, keduanya ditahan sementara oleh polisi ketika berupaya menghentikan perusakan dokumen terkait dengan dugaan persekongkolan penipuan itu. Penahanan keduanya mengundang kecaman dari Reporters Without Borders (RSF). 

"Kami benar-benar tidak menyangka. Tidak pernah, dalam bentuk apa pun, kami menerima ancaman apa pun yang ditujukan kepadanya (Marinov) atau pada televisi ini," ujar seorang wartawan TVN Ruse yang tidak ingin disebut namanya kepada AFP, menambahkan bahwa dia dan rekan-rekannya kini mengkhawatirkan keamanan mereka.

Jurnalis tersebut mendeskripsikan Marinova sebagai rekan yang "sangat disiplin, ambisius, totalitas atas apa yang dikerjakan dan memiliki rasa keadilan yang tinggi."

Di sisi lain, pemilik media investigasi Bivol.bg Asen Yordanov mengatakan bahwa wartawannya yang hadir dalam talk show tersebut kini berada dalam bahaya. Yordanov mengungkapkan bahwa kantornya telah menerima informasi yang kuat terkait ancaman terhadap wartawannya tersebut. 

"Kematian Marinova ... adalah sebuah eksekusi. Ini merupakan suatu peringatan," ujar Asen Yordanov kepada AFP.

Menurut laporan RSF, rata-rata setiap minggunya seorang wartawan dibunuh di seluruh dunia.

Di antara kasus-kasus terbaru yang paling terkenal adalah kematian Daphne Caruana Galizia, jurnalis investigatif antikorupsi Malta yang tewas dalam pemboman mobil di luar rumahnya pada Oktober 2017, dan reporter Slovakia Jan Kuciak yang ditembak mati bersama tunangannya di rumah mereka pada Februari 2018.

Bulgaria adalah negara anggota Uni Eropa dengan kebebasan pers terendah pada 2018. Menurut RSF, Bulgaria menempati urutan ke-111 dalam indeks kebebasan pers.

Pada Oktober 2017, ratusan wartawan Bulgaria menggelar aksi di pusat kota Sofia untuk memprotes Wakil Perdana Menteri Bulgaria Valeri Simeonov karena telah menuduh kantor penyiaran terbesar di negara itu memimpin "kampanye kotor besar-besaran" terhadap dirinya.

Kekerasan terhadap perempuan juga meluas di Bulgaria, dengan beberapa kasus pembunuhan brutal yang dilakukan oleh mantan pacar atau mantan suami. Hal tersebut mengundang kecaman dari berbagai lapisan masyarakat. (Al Jazeera dan The Guardian)

Berita Lainnya
×
tekid