sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO serukan solidaritas vaksin Covid-19 untuk negara miskin

Dirjen PBB mendorong kesetaraan vaksin dan meminta negara kaya untuk tidak melakukan pembelian vaksin tambahan.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 24 Feb 2021 18:17 WIB
WHO serukan solidaritas vaksin Covid-19 untuk negara miskin

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus pada Senin (22/1) meminta negara-negara kaya untuk tidak melakukan pembelian vaksin Covid-19 tambahan yang dapat menghambat upaya untuk memulai vaksinasi di negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah.

Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan virtualnya dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, Tedros menyambut baik komitmen keuangan baru-baru ini oleh negara-negara G7 bagi inisiatif COVAX yang dipimpin PBB.

Namun, Tedros menuturkan mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan vaksin dari produsen.

"Bahkan jika kalian punya uang, jika kalian tidak dapat menggunakan uang itu untuk membeli vaksin, memiliki uang itu tidak berarti apa-apa," kata Tedros.

Tedros menambahkan dia telah memberi tahu Steinmeier tentang masalah yang sedang dihadapi PBB.

"Beberapa negara berpenghasilan tinggi sebenarnya mendekati produsen untuk mendapatkan lebih banyak vaksin. Hal ini memengaruhi kesepakatan dengan COVAX," tutur dia. "Bahkan jumlah yang dialokasikan untuk COVAX pun berkurang karena langkah ini."

Tedros meminta negara-negara berpenghasilan tinggi untuk memastikan, sebelum membuat permintaan apa pun dari produsen vaksin, bahwa pembelian tambahan mereka tidak akan mengganggu kesepakatan yang dibuat oleh COVAX.

Dia menambahkan, politikus di negara kaya harus menjelaskan dengan jelas kepada rakyat mereka bahwa memulai vaksinasi di negara miskin atau berkembang adalah untuk kepentingan semua.

Sponsored

"Mereka harus berbicara dengan konstituen mereka dengan mengatakan, 'Cara terbaik untuk melindungi kalian semua tidak hanya dengan memvaksinasi kalian, tetapi juga memvaksinasi seluruh dunia, berbagi vaksin dengan seluruh dunia'," tegasnya.

Lebih lanjut, Tedros menambahkan bahwa jika Covid-19 tidak dibasmi secara menyeluruh di seluruh dunia, penyakit tersebut tidak akan benar-benar hilang secara global.

"Penyakit ini akan memiliki tempat berlindung yang aman di suatu tempat dan dapat menyerang kembali," ujarnya.

Pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan terhadap ketidaksetaraan vaksin global. Dia menekankan bahwa 10 negara berpenghasilan tinggi sejauh ini telah menerima 75% vaksin, sementara lebih dari 130 negara belum menerima satu dosis pun.

Inisiatif COVAX yang dipimpin PBB, yang mendanai vaksin bagi negara berkembang dan negara miskin, berencana untuk memulai distribusi vaksin akhir bulan ini.

Inisiatif tersebut sejauh ini telah menyelesaikan kontrak dengan produsen AstraZeneca, BioNTech, serta Serum Institute of India, dan berencana untuk mendistribusikan hingga 337 juta dosis vaksin ke lebih dari 130 negara dari akhir bulan ini hingga pertengahan 2021. (Anadolu Agency)

Berita Lainnya
×
tekid