sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO minta AS pertimbangkan kembali penghentian pendanaan

WHO masih berharap akan kembali mendapat sokongan dana dari Amerika Serikat.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 23 Apr 2020 14:19 WIB
WHO minta AS pertimbangkan kembali penghentian pendanaan

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (22/4) mengatakan, dia berharap pemerintahan Donald Trump akan mempertimbangkan kembali penghentian pendanaan bagi organisasi yang dipimpinnya.

"Saya berharap penghentian pendanaan akan dipertimbangkan kembali dan AS akan sekali lagi mendukung pekerjaan WHO," kata Tedros.

Tedros menambahkan bahwa dia juga berharap AS dapat memandang pendanaan tersebut sebagai investasi penting, tidak hanya untuk membantu negara lain, tetapi juga agar kesehatan masyarakat AS tetap aman.

Pada 14 April, Presiden Trump mengkritik WHO atas responsnya terhadap penanganan Covid-19 dan mengumumkan penghentian pendanaan bagi badan PBB tersebut.

Kemudian pada Rabu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, AS meyakini bahwa Partai Komunis China tidak melaporkan situasi Covid-19 secara tepat waktu kepada WHO, membuat penyebarannya tidak dapat ditangani sejak awal.

AS menyumbang lebih dari US$400 juta kepada WHO pada 2019, sekitar 15% dari anggaran organisasi tersebut.

Seorang pejabat senior AS menerangkan bahwa Washington akan menghentikan iuran senilai US$58 juta yang seharusnya dibayar untuk 2020.

Selain iuran, AS juga menyediakan beberapa ratus juta dolar per tahun dalam bentuk pendanaan sukarela terkait dengan program tertentu WHO.

Sponsored

WHO sebelumnya telah meminta lebih dari US$1 miliar untuk mendanai operasi melawan pandemik.

AS merupakan negara dengan kasus infeksi Covid-19 terbanyak dan angka kematian tertinggi di dunia.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengumumkan bahwa per 21 April, ada 802.583 kasus positif coronavirus jenis baru di negara tersebut, termasuk 44.575 pasien yang meninggal. Menurut data worldometers.info dan Johns Hopkins University, lebih dari 76.000 dinyatakan sembuh.

Tedros menegaskan, fokus utama WHO adalah mengakhiri pandemik dan menyelamatkan nyawa. Dia mengatakan bahwa ada tren kenaikan yang mengkhawatirkan di beberapa wilayah di Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

"Sebagian besar negara masih dalam tahap awal pandemik dan beberapa lainnya mulai melihat tren lonjakan kasus baru-baru ini," kata Tedros dalam pengarahan virtual. "Jangan salah, perjalanan kita masih panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama."

Tedros mendesak negara-negara untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan, mengatakan bahwa hanya 76% dari negara terdampak Covid-19 yang memiliki sistem pengawasan memadai untuk mendeteksi penularan.

"Masih ada banyak celah dan tidak ada satu pun negara yang memiliki sistem yang sempurna," kata dia.

Tedros membela keputusan WHO yang menetapkan coronavirus jenis baru sebagai darurat kesehatan internasional pada 30 Januari. Dia menjelaskan, pada saat itu, baru terdeteksi 82 kasus positif Covid-19 di Tiongkok dan belum ada kematian.

"Melihat ke belakang, saya pikir kami menetapkan darurat kesehatan pada waktu yang tepat dan dunia memiliki waktu yang cukup untuk merespons," jelas dia. 

Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, pun memperingatkan agar tidak terlalu cepat mengangkat pembatasan perjalanan global. Dia menuturkan bahwa langkah tersebut memerlukan manajemen risiko yang cermat.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid