sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO: Pernyataan Menlu AS soal asal virus Covid-19 spekulatif

WHO menekankan agar sains, bukan politik, menjadi jantung dari pertukaran informasi dengan para ilmuwan China.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 05 Mei 2020 13:19 WIB
WHO: Pernyataan Menlu AS soal asal virus Covid-19 spekulatif

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (4/5) mengatakan bahwa pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bahwa SARS-CoV-2 yang memicu Covid-19 muncul dari lab di China adalah spekulatif. WHO pun menyerukan penyelidikan berbasis sains.

Pompeo menuturkan pada Minggu (3/5), ada sejumlah besar bukti bahwa virus itu muncul dari lab di Kota Wuhan, tetapi dia tidak membantah kesimpulan badan intelijen AS bahwa itu bukan buatan manusia.

"Kami belum menerima bukti spesifik apa pun dari pemerintah AS yang terkait dengan asal virus tersebut. Jadi, dari sudut pandang kami, itu tetap spekulatif," tutur kepala program kedaruratan WHO Mike Ryan dalam konferensi pers daring dari Jenewa.

Sebagai organisasi berbasis bukti, Ryan mengatakan, WHO ingin menerima informasi tentang asal virus karena itu sangat penting bagi upaya pengendalian di masa depan.

"Jadi, jika data dan bukti itu tersedia, maka pemerintah AS yang akan memutuskan apakah dan kapan itu bisa dibagikan," kata dia.

Para ilmuwan telah memberi tahu WHO bahwa sekuensing genom menunjukkan virus pemicu Covid-19 berasal dari alam.

Ryan menekankan bahwa sains, bukan politik, harus menjadi jantung dari pertukaran informasi dengan para ilmuwan China  

SARS-CoV-2 diyakini berasal dari kelelawar dan melompat ke manusia melalui spesies lain. Maria van Kerkhove, spesialis WHO terkait virus, menyatakan bahwa penting untuk menentukan perantaranya.

Sponsored

Sementara negara-negara mulai melonggarkan lockdown atau karantina wilayah yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran virus, banyak yang berharap membendung klaster infeksi baru melalui penelusuran kontak yang sistematis, dibantu oleh aplikasi telepon seluler dan teknologi lainnya.

Tetapi Ryan mengingatkan bahwa itu tidak membuat pengawasan dengan pendekatan "boots on the ground" yang lebih tradisional menjadi berlebihan.

"Kami sangat, sangat ingin menekankan bahwa peralatan IT tidak menggantikan tenaga kesehatan dasar masyarakat yang akan diperlukan untuk melacak, menguji, mengisolasi, dan karantina," sebut Ryan, memuji Korea Selatan dan Singapura atas strategi mereka.

Dalam kesempatan yang sama, Ryan mengungkapkan bahwa WHO menyambut baik data uji klinis baru-baru ini bagi obat antivirus remdesivir Gilead Sciences Inc, dengan mengatakan ada harapan atas potensi penggunaannya terhadap Covid-19.

"Kami akan terlibat dalam diskusi dengan Gilead dan pemerintah AS mengenai bagaimana obat ini dapat tersedia secara lebih luas menyusul data lebih lanjut tentang keefektifannya," kata Ryan.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid