sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO sesalkan keputusan Donald Trump

Pada Selasa (14/4), Trump menghentikan pendanaan untuk WHO atas respons organisasi itu dalam penanganan Covid-19.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 16 Apr 2020 08:59 WIB
WHO sesalkan keputusan Donald Trump

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (16/4) mengatakan, dia menyesalkan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menghentikan pendanaan bagi organisasi yang dipimpinnya.

"Kami menyesalkan keputusan Presiden AS untuk memerintahkan penghentian pendanaan bagi WHO," ujar Tedros.

Tedros menyebutkan bahwa AS telah lama menjadi sahabat WHO. "Dan kami berharap akan terus seperti itu."

"WHO tengah meninjau dampak pada pekerjaan kami dari penarikan pendanaan oleh AS. Kami akan bekerja bersama dengan mitra untuk mengisi setiap kekosongan dan memastikan pekerjaan kami terus berlanjut tanpa gangguan," kata Tedros.

Pada Selasa (14/4), Trump mengkritik WHO atas responsnya terhadap penanganan Covid-19 serta menyinggung dugaan peningkatan pengaruh China di organisasi itu. Menurutnya, penyebaran virus dapat ditekan seandainya WHO menjalankan tugasnya dengan menerbangkan para ahli medis ke China dan menilai situasi. 

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga blak-blakan mengklaim bahwa WHO menolak mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemik untuk waktu yang sangat lama karena Partai Komunis China tidak menginginkan hal itu terjadi.

WHO juga dihadapkan pada kritik menyangkut pernyataan pada 14 Januari yang menyebutkan, penyelidikan awal oleh otoritas China menemukan bahwa tidak ada bukti yang jelas atas penularan Covid-19 dari manusia ke manusia.

Para pejabat WHO membela respons awal mereka terhadap Covid-19 dengan mengatakan bahwa banyak yang belum diketahui tentang virus itu pada Januari.

Sponsored

"Ketika WHO merilis panduan pertama, sangat jelas bahwa tindakan pencegahan gangguan pernapasan harus diambil dalam menangani pasien dengan penyakit ini, bahwa laboratorium perlu berhati-hati dalam hal pencegahan dan pengambilan sampel, karena ada risiko bahwa penyakit dapat menyebar dari orang ke orang di lingkungan itu," sebut Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO.

Ryan menambahkan bahwa WHO memperingatkan dunia soal penyakit baru ini pada 5 Januari, memungkinkan sistem kesehatan di seluruh dunia mulai mengaktifkan sistem manajemen insiden mereka pada minggu itu.

"Dalam laporan awal, di mana tidak disebutkan penularan dari manusia ke manusia, adalah sekelompok pneumonia atipikal atau pneumonia yang tidak diketahui asalnya," ujar dia.

Terdapat banyak kasus pneumonia atipikal di seluruh dunia setiap tahun, sehingga menurut Ryan, sangat sulit mendeteksi sekelompok kasus di Wuhan di tengah musim flu.

Keputusan Trump sendiri telah menuai kecaman dari berbagai pihak di tengah kasus Covid-19 global yang telah menembus 2 juta.

AS adalah negara dengan dampak Covid-19 terburuk di dunia. Ada lebih dari 637.000 kasus coronavirus jenis baru di negara itu, dengan jumlah kematian melampaui 28.300.

Angka kematian di AS berlipat ganda hanya dalam satu pekan dan mencatat rekor kenaikan harian pada dua hari berturut-turut. 

Trump meyakini bahwa negaranya telah melewati puncak infeksi Covid-19 dan dia akan segera mengumumkan pedoman untuk membuka kembali perekonomian.

Juru kampanye kesehatan global dan donor Bill Gates mentwit bahwa menghentikan pendanaan bagi WHO selama krisis kesehatan dunia sangat berbahaya.

"Dunia membutuhkan WHO saat ini lebih dari sebelumnya," twit Gates.

Meski menuai kecaman dari berbagai pihak, namun Washington disebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan melunakkan pendiriannya. 

AS menyumbang lebih dari US$400 juta kepada WHO pada 2019. Itu sekitar 15% dari anggaran organisasi tersebut.

Seorang pejabat senior AS menerangkan bahwa Washington akan menghentikan iuran senilai US$58 juta yang seharusnya dibayar untuk 2020.

Selain iuran, AS juga menyediakan beberapa ratus juta dolar per tahun dalam bentuk pendanaan sukarela terkait dengan program tertentu WHO. 

"Uang itu akan digunakan bersama dengan mitra lain," tutur pejabat senior AS lainnya.

WHO sebelumnya telah meminta lebih dari US$1 miliar untuk mendanai operasi melawan pandemik. (Reuters dan CNN)

Berita Lainnya
×
tekid