sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO tak rekomendasikan remdesivir untuk pasien Covid-19

Pemanfaatannya untuk penanganan Covid-19 ditemukan dalam penelitian yang terbit pada Mei.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Jumat, 20 Nov 2020 18:57 WIB
WHO tak rekomendasikan remdesivir untuk pasien Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan penggunaan remdesivir kepada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit (RS), apa pun tingkat keparahannya. Pangkalnya, belum ada bukti obat tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup.

“Bukti menunjukkan, bahwa remdesivir tidak menunjukkan efek penting pada kematian, kebutuhan ventilasi mekanis, waktu untuk perbaikan klinis, dan hasil penting lainnya bagi pasien,” demikian isi pedoman WHO, Jumat (20/11).

Ketentuan tersebut dikembangkan kelompok pengembangan pedoman internasional, mencakup 28 ahli perawatan klinis, 4 mitra pasien, dan satu ahli etika.

Menurutnya, diperlukan lebih banyak penelitian untuk bisa memberikan bukti yang lebih baik kepada kelompok pasien tertentu. Pun mendukung pendaftaran lanjutan dalam uji coba yang mengevaluasi remdesivir.

Rekomendasi WHO didasarkan pada empat uji coba acak internasional di antara lebih dari 7.000 pasien yang dirawat di RS karena virus.

Sementara itu, produsen remdesivir, Gilead Sciences Inc, mengatakan, penjualan produknya meningkat hampir US$900 juta pada kuartal III 2020.

Remdesivir mulanya dikembangkan sebagai pengobatan Ebola. Pemanfaatannya untuk penanganan Covid-19 ditemukan dalam penelitian yang diterbitkan pada Mei, di mana mampu mengurangi waktu rawat inap pasien dari rerata 15 menjadi 11 hari.

Rekomendasi WHO ini merupakan pukulan bagi Gilead. Pangkalnya, remdesivir telah digunakan secara luas untuk penanganan Covid-19, termasuk di antara obat yang diterima Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ketika didiagnosis terinfeksi pada awal Oktober.

Sponsored

"Kami kecewa pedoman WHO. Tampaknya mengabaikan bukti ini (merujuk penelitian pada Mei, red), pada saat kasus meningkat secara dramatis di seluruh dunia dan dokter mengandalkan Veklury (remdesivir) sebagai pengobatan antivirus pertama dan satu-satunya yang disetujui untuk pasien dengan Covid-19 di sekitar 50 negara,” kata Gilead dalam sebuah pernyataan. (Bloomberg)

Berita Lainnya
×
tekid