sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Xi Jinping bela respons China terhadap Covid-19

Kandidat vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan China, Sinovac Biotech dan Sinopharm, telah diluncurkan di pameran perdagangan.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 10 Sep 2020 10:07 WIB
Xi Jinping bela respons China terhadap Covid-19

Presiden China Xi Jinping membela penanganan negaranya terhadap coronavirus jenis baru. Dia menyatakan, Beijing bertindak secara terbuka, transparan, serta mengambil upaya konkret untuk menyelamatkan puluhan juta nyawa di seluruh dunia.

Al Jazeera melaporkan pada Rabu (9/9) bahwa Presiden Xi menyatakan, China adalah ekonomi besar pertama yang kembali tumbuh selama pandemik. Sebelumnya, karantina wilayah atau lockdown yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran virus telah merusak ekonomi nasional.

China telah dihujani kritik dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia, atas tanggapannya terhadap Covid-19. Virus tersebut pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan pada akhir 2019 dan sekarang telah menginfeksi lebih dari 27,6 juta orang di seluruh dunia.

Di dalam negeri, Presiden Xi juga menuai dikritik karena dianggap gagal memimpin di tengah krisis pandemik. Seorang pakar kesehatan lokal, Xu Zhangrun, menuduhnya memerintah secara tirani.

Xu, yang ditangkap pada Juli, juga menyalahkan budaya penipuan dan sensor yang dikembangkan oleh pemerintahan Xi atas penyebaran Covid-19 di China.

Beijing tengah mencoba mengubah narasi tentang Covid-19, dengan para pejabat tinggi pemerintah menyatakan terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa penyakit mematikan itu berasal dari China.

Media lokal dan pejabat pemerintah juga menggambarkan proses pemulihan di Wuhan sebagai kisah sukses dalam perang melawan pandemik.

Mereka juga menggembar-gemborkan kemajuan dalam proses pengembangan vaksin domestik sebagai tanda kepemimpinan China.

Sponsored

Kandidat vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan China, Sinovac Biotech dan Sinopharm, telah diluncurkan di pameran perdagangan Beijing.

Belum ada vaksin yang masuk ke pasar, tetapi produsennya berharap vaksin-vaksin tersebut akan disetujui setelah semua uji coba fase ketiga berakhir paling cepat pada akhir tahun.

Seorang perwakilan Sinovac mengatakan kepada kantor berita AFP pada Selasa (8/9) bahwa perusahaannya telah menyelesaikan pembangunan pabrik vaksin yang mampu memproduksi 300 juta dosis per tahun.

Media milik pemerintah China, Global Times, bulan lalu melaporkan bahwa harga vaksin tidak akan tinggi. Mengutip pejabat Sinopharm, setiap dua dosis disebut kemungkinan akan berharga di bawah US$146. 

Sumber : Al Jazeera

Berita Lainnya
×
tekid