sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akses layanan kesehatan bagi ODHA terganggu saat pandemi

Telah terjadi penurunan ODHA yang datang ke layanan kesehatan di masa pandemi. 

Firda Cynthia
Firda Cynthia Kamis, 09 Jul 2020 16:55 WIB
Akses layanan kesehatan bagi ODHA terganggu saat pandemi

Layanan kesehatan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) mengalami gangguan saat pandemi Covid-19, padahal ODHA cukup rentan terpapar Covid-19. 

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), estimasi pada 2019 menyebutkan ada kelompok risiko tinggi HIV/AIDS berjumlah hampir 850 ribu. Disebutkan bahwa jumlah ODHA sekitar 540 ribu dan sebagiannya usia anak sejumlah 17 ribu.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu, mengatakan, estimasi ODHA seharusnya berjumlah 640.443. Sementara, yang masih minum obat hanya ada sekitar 133.158. 

“Kalau lihat angka ini kemudian dibandingkan estimasi, maka masih sekitar 20% yang minum obat ARV,” kata dia pada Bincang Publik bertajuk “Pelayanan Kesehatan Bagi ODHA di Masa Pandemi” di kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (9/7).

Jumlah ODHA yang tak sedikit ini cukup terdampak dalam mengakses layanan kesehatan selama pandemi. Menurut data yang diolah Kemenkes, telah terjadi penurunan ODHA yang datang ke layanan kesehatan di masa pandemi. 

Hal ini disebabkan pasien yang merasa kuatir akan tertular Covid-19 jika pergi ke layanan kesehatan. Selain itu, operasional beberapa fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia juga sempat terganggu dan belum merata.

Selain itu, Wiendra mengatakan logistik obat sempat terganggu sekitar satu minggu pada transisi April hingga Mei. Namun, setelah itu obat sudah kembali dipenuhi.

“Kalau sampai hari ini, obat sudah tersedia di semua layanan. Dan obat ARV gratis dari pemerintah,” tambahnya siang itu.

Sponsored

Mulai dari Juli hingga September, pemerintah akan melakukan pemeriksaan viral load sebanyak-banyaknya se-Indonesia. Hal ini juga dalam rangka bulan virus.

“Artinya, datanglah ke layanan yang sudah ditunjuk. Semua ODHA bisa datang untuk diperiksa virusnya,” ujarnya.

Sementara Program Officer Jaringan Indonesia Positif Timotius Hadi mengatakan, akses obat di luar daerah DKI Jakarta cukup sulit akibat pandemi Covid-19.

“Di Jakarta tidak terlalu banyak permasalahan yang muncul, tetapi di daerah cukup berdampak. Sempat ada kekosongan ARV. Walaupun sekarang sudah normal, tetapi di beberapa kabupaten, seperti di Sukabumi masih sulit,” ujar Hadi melalui panggilan video.

Kemenkes saat ini telah mengizinkan agar para ODHA bisa memeroleh obat secara multi-month atau obat yang dapat dikonsumsi selama dua bulan penuh. Hal itu dapat dilakukan di Jakarta, tetapi di daerah masih sulit.

“Orang di luar DKI Jakarta masih harus datang ke puskesmas berkali-berkali, karena jatah obatnya hanya untuk dua minggu,” sambungnya.

Perekonomian yang terganggu juga berdampak pada psikologis dan kesehatan ODHA yang menjadi kurang baik. Ditambah, ODHA juga memiliki “gangguan imunitas” sehingga rentan terpapar Covid-19.

Ia mengharapkan agar seluruh elemen masyarakat berperan dalam melihat pandemi sebagai isu kesehatan bersama dan saling menjaga agar tak menambah penularani Covid-19.

“Selain itu jangan lupa bahagia karena itu kunci yang penting untuk menjaga psikis yang sehat. Dengan begitu antibodi Anda juga bisa meningkat,” pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid