sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Berlanjutnya teror horor dan drama keluarga di layar lebar Indonesia 2020

Kualitas film-film layar lebar Indonesia pada 2020 diyakini semakin baik dari segi gagasan dan cara penyampaian.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Sabtu, 04 Jan 2020 10:17 WIB
Berlanjutnya teror horor dan drama keluarga di layar lebar Indonesia 2020

Selain film horor, perfilman layar lebar Indonesia tahun 2019 dipungkasi dengan ragam film berlatar keluarga dan biopik atau kisah hidup tokoh. Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan yang rilis 19 Desember lalu, mengungkapkan problem kepercayaan diri di masyarakat, khususnya kalangan muda, terhadap kondisi fisiknya. Sementara film Habibie & Ainun 3 yang tayang di akhir tahun 2019, meneruskan seluk-beluk tokoh Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Keberagaman dalam tema dan genre menandai senarai film layar lebar Indonesia sepanjang 2019. Pengajar Jurusan Film dari Universitas Bina Nusantara Ekky Imanjaya, mengatakan variasi genre tersebut mencerminkan pemikiran segar para pembuat film dalam menyajikan cerita.

Ekky mencatat, penggunaan film sebagai medium atau cara bercerita sudah berkembang dan mencapai kondisi cukup memuaskan. Menurutnya, film Indonesia, terlebih film horor, menunjukkan kualitas yang semakin baik dari segi gagasan dan cara penyampaian.

Dari respons pasar, film-film horor Indonesia menarik minat cukup banyak penonton. Mengutip data filmindonesia.or.id pada 3 Januari 2019, ada tiga film horor Indonesia yang meraih  lebih dari satu juta penonton. Peringkat pertama ditempati Danur 3: Sunyaruri dengan 2.411.036 penonton. Disusul Perempuan Tanah Jahanam dengan 1.795.068 penonton, dan Kuntilanak 2 dengan 1.726.570 penonton.

Film remaja masih menduduki film terlaris sepanjang 2019. Dilan 1991, yang merupakan lanjutan dari Dilan 1990, menduduki posisi teratas dengan  jumlah penonton 5.253.411 penonton. Dilanjutkan Dua Garis Biru 2.538.473 penonton.

Dari segi kualitas, tak ada satu pun film horor yang meraih penghargaan Film Festival Indonesia tahun lalu. Penghargaan ini justru diboyong film Kucumbu Tubuh Indahku yang menyabet delapan penghargaan sekaligus, termasuk film dan sutradara terbaik. Film yang beredar pada 18 April 2019 ini sempat dilarang di sejumlah daerah di Indonesia, karena dinilai terlalu vulgar.

Meski demikian, Ekky menilai film bergenre horor masih akan cukup banyak menghiasi layar lebar di tahun 2020. Dia pun meyakini kualitasnya akan semakin membaik.

“Film horor ini sudah berkembang dengan ide cerita yang makin baik, pengemasan yang tak melulu menonjolkan bumbu seks seperti sepuluh tahun sebelumnya,” kata Ekky, ketika dihubungi Minggu (29/12).

Sponsored

Menurut Ekky, selain sudah beralih dari muatan sensual, film horor Indonesia berhasil dengan mengadaptasi gagasan dari film horor yang sukses di masa lalu, atau kisah yang banyak diperbincangkan masyarakat.

Beberapa di antaranya ialah film Pengabdi Setan (2017), Asih (2018), Ratu Ilmu Hitam (2019), dan tiga seri film Danur (2017, 2018, dan 2019) . Lewat buah kreasi Joko Anwar, Pengabdi Setan menggaet penggemar film horor dengan mengemas kembali kisah film Pengabdi Setan yang dahulu diproduksi pada 1980. Sedangkan Ratu Ilmu Hitam yang skenarionya ditulis Joko, banyak ditambah unsur penokohan baru dari kisah film asalinya yang diproduksi pada 1981.

Adapun ide cerita film horor Asih dan Danur, diadaptasi dari novel fiksi laris karangan Risa Saraswati berjudul Gerbang Dialog Danur (2015). Ekky berpandangan, kebangkitan film horor terkait erat dengan sumber cerita yang sudah lebih dulu diterima positif oleh audiens. Di samping itu, produser film cenderung tertarik memproduksi film yang menawarkan kebaruan cerita.

“Film horor bukan lagi yang esek-esek murahan, tapi diadaptasi dari karya laris,” ucapnya.

Film bertema kriminalitas, diperkirakan juga akan tayang pada 2020. Tahun lalu, film semacam ini hadir lewat Darah Daging (2019). Meskipun, Ekky menduga, film genre ini tak akan menarik banyak penonton sebanyak film genre lainnya.

Di sisi lain, dia memperkirakan film-film dengan embel-embel “reborn” akan berkurang penontonnya. Salah satunya terbukti dari film Nagabonar Reborn asuhan sutradara Dedi Setiadi yang tidak laris di pasaran. Begitu pula Warkop DKI Reborn 3.

“Tidak semua film dengan formula sama bakal laku. Reborn satu, dua, dan tiga, lalu sudah selesai. Mungkin gagasan ceritanya perlu diperbarui, tak hanya aktor-aktor pemerannya,” kata dia mengusulkan.

Selain itu, film superhero diprediksi akan turut mewarnai layar lebar tahun ini. Deretan tokoh pahlawan super dalam jagad Bumilangit Cinematic Universe (BCU) adalah salah satu yang akan tayang pada 2020. Setelah Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot (2019), tahun depan publik akan disuguhi Sri Asih.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid