sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gejala, penyebaran, dan panduan keluarga menghadapi coronavirus

Indonesia mengonfirmasi kasus pertama coronavirus jenis baru (Covid-19), Senin (2/3). Bagaimana panduan menghadapi virus tersebut?

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Rabu, 04 Mar 2020 06:43 WIB
Gejala, penyebaran, dan panduan keluarga menghadapi coronavirus

Keraguan internasional akhirnya terjawab sudah. Indonesia mengonfirmasi kasus pertama coronavirus jenis baru (Covid-19), Senin (2/3). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan langsung kasus tersebut. Seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun dinyatakan positif coronavirus.

Satu hari setelah pengumuman tersebut, merebak informasi terkait meninggalnya seorang pasien yang diduga terjangkiti coronavirus di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (3/3) pagi. Belakangan, pemerintah memastikan kalau pasien tersebut telah dinyatakan negatif. 

Juru Bicara Pemerintah soal Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3), seperti dikutip Antara, menuturkan pasien di Cianjur tersebut adalah salah satu dari 155 spesimen yang diambil sampelnya oleh pemerintah dari 44 rumah sakit di 23 provinsi.

Dari 155 spesimen tersebut, pemerintah menyatakan dua positif, yakni dua warga Depok yang telah dirawat di RSPI Sulianto Saroso, sementara yang di Cianjur dinyatakan negatif.

Bagaimana gejalanya?

Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, coronavirus menyebar ketika percikan dahak penderita masuk ke dalam mata, hitung, dan mulut orang yang sehat. Coronavirus juga bisa menular melalui air liur orang sakit yang menempel pada berbagai benda, seperti: tangan, kenop pintu, pegangan kereta, pulpen, handphone, laptop, tisu, tombol lift, gelas, pegangan tangga, dan lainnya.

Gejala paling umum yang diderita pasien coronavirus adalah demam. Pasien juga mengalami batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, dan letih.  

Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi bisa jadi tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi mereka masih dapat menularkan penyakitnya. 

Sponsored

Terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat diterapkan agar terhindar dari coronavirus sesuai imbauan Kementerian Kesehatan. Di antaranya, makan dengan gizi seimbang, rajin olahraga dan istirahat cukup, jaga kebersihan lingkungan, tidak merokok, dan minum air putih delapan gelas per hari. 

Lalu, wajib mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam. Bila demam dan sesak napas, maka segera ke fasilitas kesehatan. 

"Pemerintah dan IDI sudah membuat tips untuk mencegah penyebaran coronavirus, masyarakat bisa mengikutinya," ujar Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zaenal Abidin kepada Alinea.id, Jakarta, Selasa (3/3).

Menurut The Centers for Disease Control and Prevention, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, persiapan menjadi faktor penting untuk menghadapi coronavirus. 

Lalu, bagaimana praktiknya? Jawabannya, jangan panik - namun bersiap. 
 
Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Kesehatan Global di Universitas Georgetown, Rebecca Katz, seperti dikutip NRP, mengatakan rencana persiapan atau tanggap bencana bisa dilakukan seperti halnya menghadapi kemungkinan banjir atau bencana alam lainnya.

Berikut panduan yang bisa membantu Anda dan keluarga dalam menghadapi penyebaran wabah coronavirus:

Haruskah menstok bahan makanan dan obat-obatan?

Persediaan makanan dan obat-obatan memang perlu dilakukan. Namun, bukan untuk menghindari kemungkinan habisnya bahan-bahan ini di pasar atau pusat perbelanjaan ketika virus merebak. 

Upaya ini dilakukan sesuai imbauan para ahli untuk menjaga jarak sosial atau social distancing. Anda perlu menghindari keramaian guna meminimalkan risiko terkena penyakit. 

Katz mengatakan Anda perlu menyediakan obat yang biasa dikonsumsi. Misalnya, bagi penderita tekanan darah, maka perlu menstok pil sehingga cukup untuk bertahan beberapa minggu. 

Obat lain yang layak dibeli untuk persediaan di rumah adalah pereda demam. Dokter Anak di Columbia University Medical Center, Edith Bracho-Sanchez mencontohkan pereda demam seperti acetaminophen atau ibuprofen.

Makanan tak mudah busuk yang sanggup bertahan selama beberapa minggu juga perlu masuk daftar belanjaan Anda. Begitu juga dengan minuman yang menghidrasi tubuh. Bila sedang sakit, menurut Bracho-Sanchez , makanan yang pas adalah kaldu ayam dan sayuran.

Apakah perlu persediaan pembersih khusus?

Stephen Morse, Profesor Epidemiologi di Columbia University Medical Center mengatakan kebanyakan pembersih rumah tangga yang mengandung pemutih dan alkohol bisa membunuh virus itu. 

Bahkan, mengelap permukaan dengan sabun dan air saja sudah cukup. Coronavirus memiliki amplop lipid di sekitarnya - mantel atau pembungkus berbahan seperti lemak. Nah, sabun mampu memecah lemak tersebut. Karena itu, mulai susun rencana untuk menyeka permukaan yang sering disentuh, seperti dapur dan keran kamar mandi. Bersih-bersih itu dilakukan beberapa kali dalam satu hari.  

Dr. Trish Perl, Kepala Divisi Penyakit Menular di UT Southwestern Medical Center mengatakan saran itu berdasarkan studi yang telah dilakukan terhadap penyakit lain. Studi itu menunjukkan membersihkan lingkungan bisa mengurangi jumlah virus secara signifikan. 

Bagaimana dengan masker wajah? Apakah penting?

Beberapa ahli penyakit menular tak merekomendasikan untuk memakai masker di tempat umum sebagai tindakan pencegahan. Mengenakan masker hanya akan memberikan rasa aman yang salah.

Idealnya, penggunaan masker dilakukan saat Anda sedang sakit. Langkah ini dilakukan agar tak menulari orang lain, apalagi bila Anda tinggal dengan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau berusia 60 tahun ke atas. Usia tersebut paling rentan terhadap coronavirus. 

Bagaimana dengan pekerjaan?

Dengan berita menyebarnya coronavirus di Indonesia, sekarang waktu yang tepat untuk berbicara dengan bos Anda. Jika coronavirus makin menyebar di daerah Anda, pertimbangkan untuk bekerja jarak jauh dari rumah sehingga mengurangi kemungkinan terinfeksi. 

Kerja secara jarak jauh merupakan langkah bijaksana yang bisa dilakukan, terutama di kota besar padat penduduk seperti Jakarta. Apalagi dengan mobilitas warga yang terkonsentrasi menggunakan transportasi publik. 

Adakah kebiasaan yang bisa dipraktikkan di rumah agar tetap sehat?

Bracho-Sanchez menyarankan untuk memulai kebiasaan baru di rumah. Yakni, segera mencuci tangan setelah masuk rumah. Ini merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari infeksi coronavirus. 

Perl menyebut sering mencuci tangan, menghindari wajah dan hidung merupakan cara yang telah terbukti mengurangi infeksi pernapasan. Studi menunjukkan mencuci tangan akan mengurangi risiko penularan virus dari 30% hingga 50%. Membersihkan tangan bisa dilakukan dengan gel tangan berbasis alkohol atau menggunakan sabun dan air. 

Menurut Perl, tak perlu sabun antibakteri jenis apa pun. Yang penting, Anda harus menggosok tangan setidaknya selama 20 detik - sekitar selama yang dibutuhkan untuk menyanyikan lagu Happy Birthday dua kali - saat mencuci tangan menggunakan sabun. 

Anda juga perlu berlatih etiket pernapasan yang baik. Yakni, batuk atau bersin ke arah siku, lalu membuang tisu bekas sehingga mencegah penyebaran virus.

Pantau juga mengenai sebaran negara dan kota, jumlah kasus terkonfirmasi, korban meninggal, dan pasien yang pulih secara real time. 

Berita Lainnya
×
tekid