sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hipertensi, penyakit yang membunuh diam-diam

Penderita hipertensi usia 18 tahun ke atas cenderung mengalami peningkatan sejak 2013, sebesar 25,8% menjadi 34,1% pada 2018.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 07 Feb 2019 10:18 WIB
Hipertensi, penyakit yang membunuh diam-diam

Hipertensi primer dan sekunder

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh senyap. Sebab, gejalanya seringkali tanpa keluhan dan penderita baru mengetahuinya setelah terjadi komplikasi.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018, jumlah penderita hipertensi penduduk Indonesia usia 18 tahun ke atas cenderung mengalami peningkatan sejak 2013, sebesar 25,8% menjadi 34,1% pada 2018.

Dokter Bambang Budi Siswanto mengatakan, hipertensi artinya peninggian tekanan darah dibandingkan kondisi normal. Jenis hipertensi yang diderita Rizky, kata Bambang, termasuk dalam hipertensi sistemik.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Halo Healthies! tahukah kalian, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan masalah hipertensi di Indonesia hampir 40 persen. Apabila jumlahnya terus bertambah akan menyebabkan kerugian negara. . Ayo beritahu warga, tetangga, teman, kita harus hidup sehat. Kita harus perkuat negara kita dengan produktif dan hidup sehat . . #Indonesiasehat #programpemerintah #hipertensi #GERMAS #dukunggermas . . . . sehatnegeriku.kemkes.go.id Follow kami: Facebook : Kementerian Kesehatan RI Twitter : @kemenkesRI Youtube : Kementerian Kesehatan RI flickr : sehatnegeriku ????HALO KEMENKES 1500567 (24 hours) #kemenkesfact #kemenkestips #KEMENKESRI #sehatnegeriku

Sebuah kiriman dibagikan oleh KEMENTERIAN KESEHATAN RI (@kemenkes_ri) pada

Menurut dokter spesialis kardiologi ini, ada dua penyebab hipertensi. Pertama, hipertensi primer.

“Ini penyebabnya kita tidak tahu. Bisa dikaitkan dengan gaya hidup, atau faktor keturunan. Faktor keturunan juga kita belum tahu gen mana yang membawa hipertensi. Namun, jika ibu atau bapaknya hipertensi, salah satu anaknya bisa kena,” kata Bambang saat dihubungi, Rabu (6/2).

Sponsored

Kedua, lanjut dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Premier Jatinegara dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading ini, adalah hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder biasanya ini disebabkan oleh penyakit lain.

“Hipertensi paru, kasusnya di Indonesia didapatkan oleh orang-orang dengan cacat jantung bawaan dari lahir, atau penyakit lupus, dan tak disebabkan oleh gaya hidup seperti hipertensi sistemik,” ujar Bambang.

Hipertensi bila tak diatasi bisa memicu kematian.

Cacat jantung bawaan ini, kata Bambang, salah satunya bisa disebabkan oleh pola konsumsi obat ibu saat hamil. Dia mengatakan, hipertensi yang terjadi selama bertahun-tahun dan tak diobati akan menyebabkan pembuluh darah di otak pecah halus.

“Lalu akan terjadi stroke tiba-tiba. Gejalanya bisa pusing, gangguan penglihatan, atau cacat. Kalau ke mata, retinanya bisa lepas, bisa menyebabkan kebutaan. Bahkan jika tak ditangani, hipertensi bisa menyebabkan kematian,” kata Bambang.

Berita Lainnya
×
tekid