sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jurus membuat konten di media sosial

membuat konten di media sosial sama halnya seperti masa-masa pendekatan atau PDKT dalam sebuah hubungan.

Silvia Ng
Silvia Ng Rabu, 06 Okt 2021 22:34 WIB
Jurus membuat konten di media sosial

Konten merupakan nyawa dari perkembangan suatu akun media sosial. Tanpa konten yang tepat, media sosial tidak akan menuai hasil. Meski begitu, pembuatan konten di media sosial alangkah lebih baik jika dilakukan dengan berbagai strategi untuk dapat membangun citra diri personal ataupun citra sebuah brand.

Strategy Program Manager Hatching Academy Astari Kinanti mengatakan, penting sekali untuk mengatur strategi pembuatan konten di media sosial. Menurut dia, membuat konten di media sosial sama halnya seperti masa-masa pendekatan atau PDKT dalam sebuah hubungan.

“Jadi kalau misalnya ditanya, apakah strategi membuat konten di sosial media itu penting atau tidak? Itu kurang lebih kalau misalnya ditanya, kalau kamu misalnya pengen pacaran sama seseorang, apakah PDKT dibutuhkan? Karena PDKT itu penting sekali,” katanya dalam webinar Katadata, Rabu (6/10).

Secara keseluruhan, pembuatan konten baik personal maupun brand memiliki strategi yang sama, hanya saja tahap eksekusi yang berbeda.

Astari menjelaskan, sebuah perusahaan atau brand biasanya telah menetapkan visi, misi, dan objektif sehingga strategi pembuatan konten haruslah menyesuaikan hal-hal tersebut. Sementara itu, membangun citra diri personal lebih fleksibel dalam eksekusinya.

“Tetapi kalau personal, kan sebenarnya lebih fleksibel, dan kita juga bisa menentukan visi misi kita itu apa, dan kita pengen di-portray atau dipandang oleh audiens seperti apa sih,” ungkapnya.

Perubahan gaya hidup masyarakat karena pandemi juga berimbas pada strategi pembuatan konten di media sosial. Ketika membuat konten, seseorang perlu mengenal target audiensnya, dalam hal ini misalnya, apakah ada perubahan sifat dan perilaku audiens karena pandemi Covid-19.

Astari mengatakan, ketika membuat konten, seseorang harus terus meng-update perubahan-perubahan kecil dari target audiensnya agar dapat menentukan strategi yang paling tepat dalam pembuatan kontennya. Apalagi, di masa pandemi Covid-19 yang mengubah hampir sebagian besar kebiasaan masyarakat.

Sponsored

Jika sebelum pandemi Covid-19, masyarakat memiliki keseharian yang begitu padat. Sementara itu, saat pandemi, masyarakat bekerja dari rumah, dan sering kali di depan laptop. Meski begitu, terdapat kecenderungan untuk double screening, misalnya sambil kerja, juga sambil nonton drama Korea, atau berselancar di media sosial.

“Kalau dari sisi advertising, misalnya apakah bisa dilakukan atau tidak kalau membuat konten yang di luar atau iklannya yang produksi di luar. Jadi, strateginya juga harus disesuaikan secara pandemi,” jelasnya.

Setelah melihat kebiasaan dan sifat audiens yang telah ditargetkan, barulah disesuaikan dengan strategi pembuatan konten yang akan dibuat.

Strategi yang diperlukan dalam menggaet audiens di media sosial
Astari mengungkapkan, kunci dari menggaet audiens atau permisa, salah satu yang terpenting adalah paham betul tentang audiensnya. Dalam membuat strategi, seseorang perlu tahu sifat dan perilaku bermedia sosial audiens yang ingin dicapai, misalnya dalam hal platform yang sering digunakan atau fitur media sosial yang kerap diakses.

“Mungkin kalau dari segi media sosial ya apakah dia lebih sering di Insta Story, di Instagram atau di Facebook, itu kita perlu tahu dulu salah satunya,” tuturnya.

Selain itu, juga perlu diperhatikan kebiasaan-kebiasaan dari target audiens, misalnya soal kecenderungan double screening. Hal-hal ini dapat diketahui dengan mengatur satu target audiens, dan menanyakannya, misal lewat survei singkat via media sosial.

“Ketika kita tahu hal-hal itu, kita tau strategi apa yang harus dibuat. Kita bisa sesuaikan dari behavior atau perilaku dari target audiens yang mau kita capai,” pungkasnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid