sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Krisis iklim berdampak besar pada kesehatan mental

Ketika perubahan iklim terus berdampak pada planet kita, bersiap-siaplah untuk melihat meningkatnya tingkat depresi.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Rabu, 29 Des 2021 16:16 WIB
Krisis iklim berdampak besar pada kesehatan mental

Very Well Mind baru-baru ini merilis sebuah survei yang menemukan, 75% dari 10.000 remaja dan orang dewasa muda merasa takut akan masa depan karena perubahan iklim.

Masa depan dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan oleh mereka. Salah satu efeknya adalah menimbulkan kecemasan berlebihan yang juga dikaitkan dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD), depresi, dan gangguan mood yang serius. Para ahli mengatakan, menumbuhkan ketahanan baik di tingkat individu maupun masyarakat akan menjadi kunci untuk mengurangi dampak kesehatan mental dari perubahan iklim.

Para pakar memiliki istilah baru untuk ketakutan terhadap perubahan iklim yang akan membawa pengaruh besar pada kehidupan manusia, yakni Eco-Anxiety, sebuah ketakutan akan malapetaka lingkungan.

Padahal, sebagian yang lain meyakini Eco-Anxiety hanyalah awal dari cara-cara di mana efek pemanasan global dapat membahayakan kesehatan mental kita. Sebuah laporan baru yang mengkhawatirkan dari American Psychological Association (APA) telah menemukan hubungan antara perubahan iklim dan masalah kesehatan mental yang serius, mulai dari depresi dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) hingga skizofrenia.

Perubahan iklim meningkatkan risiko depresi

Ketika perubahan iklim terus berdampak pada planet kita, bersiap-siaplah untuk melihat meningkatnya tingkat depresi, menurut laporan APA. Tinjauan penelitiannya menunjukkan bahwa depresi menjadi risiko yang lebih besar ketika orang selamat dari bencana alam, terkena polusi perkotaan, atau berurusan dengan perubahan yang tidak diinginkan pada lingkungan mereka.

"Sangat umum peningkatan depresi terlihat di daerah yang telah mengalami cuaca ekstrem dan peristiwa perubahan iklim. Cuaca ekstrem juga dapat menyebabkan kerusakan hidup lainnya, seperti kehilangan pekerjaan dan penurunan infrastruktur yang juga meningkatkan tingkat depresi," tambah Psikiater dari Mindpath Health, Julian Lagoy. Cuaca ekstrem kemungkinan akan membunuh banyak orang. Kehilangan anggota keluarga atau orang-orang terdekat akan meningkatkan risiko seseorang untuk terkena depresi.

Terlebih lagi, ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa hanya membaca informasi tentang perubahan iklim dapat menyebabkan depresi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang, termasuk mereka yang tidak merasa mereka terkena dampak langsung oleh pemanasan global, mungkin menghadapi risiko kesehatan mental karena perubahan iklim bertahan dan terus menjadi fokus dalam laporan berita.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid