sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Capsaicin, biang rasa pedas dalam cabai yang baik untuk kesehatan

Komponen capsaicin ini dalam berbagai penelitian menunjukkan, capsaicin dapat memberi efek antiinflamasi dan antikanker.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Minggu, 08 Des 2019 11:00 WIB
Capsaicin, biang rasa pedas dalam cabai yang baik untuk kesehatan

Rasa nikmat yang meningkat saat menyantap sajian dengan tambahan menu sambal, dipengaruhi oleh senyawa bernama capsaicin dalam cabai.

Murdijati Gardjito menjelaskan, senyawa capsaicin terkandung di dalam cabai, terutama pada “urat” putih biji cabai.

Dalam bukunya yang berjudul Bumbu, Penyedap dan Penyerta Masakan Indonesia (2013), Murdjiati menguraikan, senyawa capsaicin bersifat stomakik, yaitu “dapat meningkatkan nafsu makan serta merangsang produksi hormon endorfin yang membangkitkan sensasi kenikmatan”.

Selain membangkitkan selera makan, sensasi pedas capsaicin bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit. Murdijati menjelaskan, fungsi itu dijalankan melalui fungsi capsaicin dalam menghalangi aktivitas otak, saat merespons rasa sakit dari pusat sistem saraf.

Tak hanya itu, konsumsi sambal punya manfaat untuk melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung. Hal ini karena capsaicin di dalam cabai dapat mengencerkan lendir. Sehingga juga berperan untuk meredakan gejala sinusitis.

Senyawa capsaicin bersifat antikoagulan mampu menjaga darah tetap encer, juga mencegah pembentukan kerak lemak pada pembuluh darah. Karena itu, bagi sebagian orang yang gemar memakan sambal, hal ini sangat berperan untuk memperkecil risiko penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Plus, dapat mencegah potensi serangan stroke, jantung koroner, dan impotensi.

Senada dengan uraian itu, dokter ahli gizi dr. Jovita Amelia menegaskan kandungan capsaicin sebagai sumber atau biang rasa pedas. Adapun potensi capsaicin mengatasi penyakit jantung koroner didasari adanya kandungan efek farmakologi yang penting, yaitu efek sebagai fibrinolytic agent.

Senyawa capsaicin bersifat antikoagulan yang mampu menjaga darah tetap encer juga mencegah pembentukan kerak lemak pada pembuluh darah. Karena itu, bagi sebagian orang yang gemar memakan sambal, hal ini sangat berperan untuk memperkecil risiko penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis.Alinea/Annisa R.

Sponsored

“Komponen capsaicin ini dalam berbagai penelitian menunjukkan dapat memberi efek antiinflamasi, antikanker. Capsaicin ini juga sudah digunakan sebagai obat analgesik topikal,” kata Jovita, ditemui di Rumah Sakit Pelni, Slipi Petamburan, Jakarta Barat, Kamis lalu, (7/11).

Jovita menguraikan beberapa kandungan gizi lain dalam cabai, di antaranya ialah kalori, protein, karbohidrat, dan sejumlah vitamin. Dalam 100 gram cabai, kata Jovita, terkandung vitamin A, B6, dan C yang cukup besar. (Infografis Perbandingan Kandungan Gizi Beberapa Jenis Cabai)

“Vitamin C ini sebesar 144 mg, yang bagus untuk imunitas tubuh. Vitamin C juga membantu pertumbuhan, perkembangan jaringan, dan perbaikan sel-sel tubuh,” ucapnya.

Karena menjadi bahan utama membuat sambal, pengolahan cabai harus diperhatikan agar tidak merusak kandungan vitamin di dalamnya.

Jovita mengatakan, kandungan vitamin C dalam cabai mudah rusak bila terkena panas. Agar vitaminnya tidak hilang, menurutnya, cabai sebaiknya tidak perlu dipanaskan terlalu lama.

Proses pembuatan sambal dengan digoreng, disebutnya sudah mengurangi kandungan vitamin dalam cabai.

 

Berita Lainnya
×
tekid