sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Memerlukan aksi nyata agar tidak terjadi krisis iklim

Salah satunya pencegahan eksploitasi sumber daya alam besar-besaran, pembabatan hutan, dan pembuangan sampah ke laut.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Sabtu, 04 Des 2021 19:38 WIB
Memerlukan aksi nyata agar tidak terjadi krisis iklim

Lingkungan penting untuk keberlangsungan hidup manusia dan generasi selanjutnya agar tetap mendapatkan hidup layak dan mejaga dari krisis iklim. Apalagi saat ini krisis iklim mejadi permasalahan dalam sejarah peradaban manusia. Karena manusia, hanya punya waktu beberapa tahun sebelum 2030, untuk membuat perubahan radikal dalam gaya hidup dan aksi nyata.

“Kami menjembatani berbagai para pemangku kepentingan untuk menciptakan keseimbangan antara ekonomi sosial dan lingkungan melalui solusi-solusi yang inovatif inklusif dan kolaboratif untuk kedepannya," tegas Direktur Madani Berkelanjutan Nadia Hadad, dalam diskusi daring Madani Berkelanjutan, Sabtu (4/12).

Salah satu dampak dari krisis iklim ini adalah terjadinya kekeringan air dan udara semakin panas. Seperti di Desa Lampu di Kabupaten Donggala. Sulawesi Tengah. Ada air terjun empat tingkat di sana yang seharusnya mempunyai potensi dikembangkan menjadi wisata tetapi mulai berkurang, karena krisis iklim. 

“Sedihnya saya ketika melihat debit air terjun yang tinggal sedikit. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dan fenomena ini mungkin bisa dirasakan juga di desa lain di seluruh Indonesia. Salah satu yang paling mencengangkan itu adalah air terjun Victoria di Afrika yang berhenti mengalir, sebagai dampak dari perubahan iklim cuaca ekstrem,” papar dia.

Makanya, memerlukan aksi nyata agar tidak terjadi krisis iklim. Salah satunya pencegahan eksploitasi sumber daya alam besar-besaran, pembabatan hutan, dan pembuangan sampah ke laut. 

“Kekayaaan itu semua yang seharusnya menjadi berkah kita menjaganya berubah menjadi kutukan kenyamanan yang harus dibayar dengan kerusakan alam terutama kita-kita yang hidup di kota ini, harus menanggung akibatnya," pungkas Nadia.

Apalagi krisis iklim ini merugikan masyarakat adat yang tinggal di alam atau hutan. Mereka kehilangan tempat tinggalnya padahal mereka adalah penjaga alam sebenarnya.

Nadia berharap ada aksi nyata masyarakat dan pemerintah dengan lebih peduli dengan kasus iklim, yaitu dengan tidak membabat lingkungan untuk investasi 

Sponsored

“Ekonomi kita maju tanpa harus merusak lingkungan tanpa harus menumbang hutan. Kita harus bisa menerapkan pembangunan berkelanjutan, karena apa yang kita lakukan sekarang ini akan menentukan nasib bangsa Indonesia, bahkan masyarakat dunia di 2030 sampai 50 tahun mendatang. Jika tidak melakukan aksi nyata untuk menurunkan emisi karbon, maka anak cucu kita yang akan menanggung akibatnya," jelas Nadia.

Di waktu yang bersamaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Mahakarim menjelaskan, masyarakat tidak bisa lagi menutup mata dan berdiam diri dengan kondisi lingkungan alam dan bumi karena konteksnya ini adalah global.

"Maka sudah seharusnya berkomitmen mengurangi tingkat kerusakan alam sesuai dengan target persetujuan. Kita semua sebagai manusia yang lahir dan tumbuh bersama alam Indonesia, sudah semestinya mendukung komitmen menjaga alam," jelas Nadiem.

Bahkan sebagai bentuk kepeduliannya dengan lingkungan, pendiri GoJek ini memberikan pelajaran sistem Merdeka Belajar di ranah pendidikan online, yang mengutamakan pendidikan lingkungan untuk menjaga lingkungan.

“Salah satu caranya adalah dengan mengutamakan pendidikan lingkungan hidup untuk anak-anak. Hal ini tentu tidak asing lagi dengan gerakan aktivis lingkungan,"jelasnya.

Maka dari itu, mempelajari isu lingkungan sangat penting, karena banyak yang tertarik ingin ikut berjuang melindungi bumi. Terlihat, dari besarnya peran anak muda dalam upaya melindungi bumi. 

“Kita tahu, banyak yang mempelajari isu lingkungan. Ada dari Swedia yang usianya baru 18 tahun tetapi semangatnya sungguh luar biasa untuk mengampanyekan isu lingkungan. Dari Indonesia, kita punya Nina, siswi SMPN 12 Gresik Ringin Anom yang sangat kritis menyikapi isu sampah. Mereka telah membuat orang lain menjadi tertarik tentang isu lingkungan ini," jelasnya.

Melalui Merdeka Belajar ini iharapkan, dapat memudahkan pembelajaran isu lingkungan, serta akan mengasah minat siswa dan siswi terhadap lingkungan. Hal ini sejalan, karena konsep pendidikan ini yang lebih relevan dan kontekstual, dengan perubahan zaman para pelajar Indonesia sekarang yang didorong untuk memikirkan solusinya dengan metode pembelajaran berbasis proyek.

Berita Lainnya
×
tekid