sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengapa seseorang berselingkuh?

Hal-hal semisal gender, kepribadian, agama, dan alasan politik, ikut andil membuat seseorang memilih selingkuh.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 17 Jan 2019 14:54 WIB
Mengapa seseorang berselingkuh?

Tanda-tanda selingkuh

Liza mengatakan, tanda-tanda perselingkuhan hampir mustahil terdeteksi. “Namun, jika sejak awal dia playboy, matanya jelalatan, itu sudah tanda-tanda dia bisa selingkuh,” ujar Liza.

Disinggung mengenai hormon yang berpotensi membuat seseorang berselingkuh, Liza menerangkan, ada kalanya hormor laki-laki ataupun perempuan tidak stabil. Ketika hormon tidak stabil, emosi menjadi labil.

Nah, kalau pada laki-laki ini ada istilahnya puber kedua. Di masa-masa seperti itu bisa jadi dia selingkuh,” katanya.

Di dalam artikel “Your cheatin’ voice will tell on you: Detection of past infidelity from voice,” yang terbit di jurnal Evolutionary Psychology (2017), Susan Hughes dan Marissa Harrion menulis, suara dapat digunakan sebagai isyarat untuk mendeteksi perselingkuhan.

“Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan O’Connor, Re, dan Feinberg (2011), mereka menemukan jika perempuan akan menilai pria dengan nada suara rendah, memiliki kecenderungan untuk berselingkuh. Sebaliknya, pria menilai perempuan dengan suara bernada tinggi cenderung berselingkuh,” tulis Hughes dan Harrison.

Lebih lanjut, Hughes dan Harrison menulis, hal-hal tadi bukan tanpa alasan. Hormon testosteron pada laki-laki dan estrogen pada perempuan memainkan peranan yang penting.

“Testosteron berkaitan dengan nada suara yang lebih rendah untuk laki-laki. Sementara untuk perempuan, estrogen berkaitan dengan nada suara yang lebih tinggi, dan dikaitkan degan kemungkinan yang lebih besar terlibat dalam menggoda, mencium, atau memiliki hubungan dengan seorang pria selain pasangan mereka,” tulis Hughes dan Harrison.

Sponsored

Faktor individu yang tak bisa berkomitmen merupakan salah satu faktor penyebab selingkuh. (Pixabay.com).

Melindungi hubungan

Guna menjaga hubungan dari perselingkuhan, Liza mengatakan, pasangan bisa melakukan banyak hal secara bersama-sama. Sebab, menurutnya, cinta merupakan kata kerja dan hubungan antarmanusia yang selalu berevolusi.

Menurut Liza, perselingkuhan melibatkan tiga pihak, yakni pelaku, selingkuhan, dan pasangan pelaku. Ketika menangani kasus perselingkuhan, Liza biasanya bertanya ke pasangan pelaku, apa yang membuat pasangannya selingkuh.

Liza memberikan saran agar pasangan pelaku mengenali dunia pelaku. Paling tidak, kata dia, pelaku selingkuh akan menghargai usaha pasangannya.

Saat perselingkuhan terjadi, lanjut Liza, lebih baik pasangan pelaku menata dirinya terlebih dahulu. Kemudian, evaluasi apakah hubungan tersebut masih bisa berlanjut atau diakhiri.

Sedangkan Campbell menjelaskan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari perselingkuhan. Pertama, bicara kepada pasangan tentang definisi mereka mengenai perselingkuhan.

“Orang-orang memiliki definisi yang berbeda dengan apa yang dikatakan perselingkuhan, dan pasangan perlu membuat kesepakatan tentang hal ini,” tulis Campbell dalam artikelnya “Why people cheat?” di Psychology Today, 26 Maret 2014.

Dengan cara itu, tulis Campbell, akan lebih mudah bagi pasangan untuk menentukan batasan. Sebagian besar orang sepakat bila melakukan hubungan seksual dengan orang lain adalah bentuk perselingkuhan.

“Namun, bagaimana dengan pergi makan siang bersama rekan kerja yang atraktif? Atau, bagaimana dengan chat mesra di internet dengan orang asing? Diskusi terbuka tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu pasangan untuk menentukan batasan-batasan dan menghindari perasaan terluka,” tulis Campbell.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid