Mengapresiasi para perempuan penulis lagu
Dari dahulu perempuan penulis lagu sudah memberikan kontribusi penting bagi khazanah musik Indonesia.
Lain dulu, lain sekarang
Menanggapi konser tiga penulis lagu, penulis dan pengamat musik Idhar Resmadi sangat mengapresiasi. Dia mengatakan, konser tersebut merupakan apresiasi bagi para perempuan penulis lagu. Mereka, sebut Idhar, perlu diperkenalkan kepada generasi baru, agar karya-karyanya tersebar luas.
Sebetulnya, kata Idhar, dari dahulu perempuan penulis lagu sudah memberikan kontribusi penting bagi khazanah musik Indonesia.
“Yang paling dikenal tentu saja Titiek Puspa,” kata penulis Jurnalisme Musik dan Selingkar Wilayahnya (2019) saat dihubungi, Senin (11/2).
Namun, dia menyayangkan, saat ini tak banyak perempuan penulis lagu yang menghasilkan karya juga untuk orang lain. Dia mengatakan, hal itu salah satunya dipengaruhi tren yang ada di Indonesia saat ini.
“Sekarang eranya penulis dan pencipta lagu. Artinya, penyanyi menciptakan lagunya sendiri untuk dia nyanyikan sendiri,” kata dia.
Idhar, yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Bandung ini mengatakan, saat ini eranya berbeda dengan dulu, ketika zaman Dewiq dan Melly Goeslaw aktif mencipta pada akhir 1990-an.
Bagi Idhar, dua nama itu punya ciri khas yang kuat. Selain berhasil sebagai seorang penyanyi, mereka juga mencipta lagu-lagu yang ikut melambungkan nama para penyanyinya.
Menurut Idhar, dahulu ada semacam pemisahan profesi antara penulis lagu dan penyanyi. Semua berjalan sendiri-sendiri. Ada penulis lagu, penyanyi, komposer, dan penyelaras musik.
“Saat ini semua penyanyi ingin terlibat langsung dengan proses karya mereka, bahkan ada penyanyi yang menulis lagu dan membuat instrumen musiknya sendiri,” kata Idhar.
Idhar menyebut nama-nama Isyana Sarasvati, Raisa Andriana, dan Andien sebagai penyanyi yang menggarap mandiri proses produksi karyanya.
Lebih lanjut, Idhar menuturkan, selepas eranya Melly, Dewiq, dan Dewi Lestari, sudah jarang perempuan penulis lagu.
“Penyebabnya, boleh jadi karena regenerasi yang lambat,” ujarnya.
Selain itu, Idhar menyebut nama Leilani Hermiasih, atau yang dikenal dengan nama panggung Frau, yang menurutnya perempuan pencipta lagu dan komponis muda Indonesia yang punya potensi kuat dalam menciptakan lagu.
“Tapi saya tidak tahu apakah Frau, Isyana, ataupun Raisa juga membuat lagu untuk dinyanyikan oleh orang lain,” katanya.
Idhar sekali lagi mengapresiasi Melly Goeslaw dan Titiek Puspa. “Karya-karya Titiek Puspa dan Melly Goeslaw banyak yang abadi,” kata Idhar.