sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengenal stunting, kondisi yang bikin IQ anak rendah

Stunting dapat terjadi sejak anak masih di dalam kandungan dan baru tampak saat anak berusia dua tahun.

Alia Kirana
Alia Kirana Senin, 20 Agst 2018 14:02 WIB
Mengenal stunting, kondisi  yang bikin IQ anak rendah

Anda mempunyai anak dengan tinggi badan lebih pendek dari teman-teman seusianya? Jika ya, maka Anda sebagai orang tua harus waspada, karena anak mungkin saja mengalami stunting.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi minim dalam waktu cukup lama. Menurut Kementerian Kesehatan, stunting dapat terjadi sejak anak masih di dalam kandungan dan baru tampak saat anak berusia dua tahun lantaran minim asupan vitamin dan mineral, protein hewani, dan buruknya keragaman asupan makanan.

Di samping itu, pola asuh yang kurang baik, terutama terkait pemberian makan kepada anak juga menyebabkan stunting. Ibu yang kekurangan gizi saat masa remaja, hamil, dan laktasi, juga dapat memengaruhi pertumbuhan tubuh dan otak anak. Faktor lain yang juga memicu stunting pada anak, yaitu infeksi dan gangguan mental pada ibu, kehamilan remaja, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi.

Lantas apa saja dampak yang mungkin terjadi pada anak bila mengalami stunting?

Sesungguhnya ada dua jenis dampak yang mungkin terjadi. Dampak jangka pendek, yaitu yang terjadi pada masa kanak-kanak, seperti perkembangan terhambat, penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem pembakaran.

Dalam jangka panjang yaitu pada masa dewasa, stunting dapat menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, jantung koroner, hipertensi, dan obesitas. Menurut dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Spesialis Gizi Klinis, anak yang mengalami stunting bisa mengalami gangguan perkembangan otak atau IQ yang rendah, dan sistem imun yang lemah sehingga mudah terkena berbagai infeksi.

Bahkan dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen P2P Kemenkes, anak perempuan yang mengalami stunting berisiko melahirkan bayi prematur atau bayi dengan berat badan kurang. Fakta yang lebih memprihatinkan, berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting.

Bahkan, kasus stunting di Indonesia semakin meningkat. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Risdeskas) 2013, tingkat prevalensi stunting di Indonesia adalah 37,2%, meningkat dari 2007 di 36,8% dan 2010 di 35,6%. Artinya, pertumbuhan anak yang menderita stunting mencapai sekitar 8,9 juta anak Indonesia.

Sponsored

Dengan kata lain, setiap satu dari tiga anak di Indonesia menderita stunting. Agar anak terhindar dari stunting, orang tua perlu lebih memerhatikan kecukupan nutrisi pada anak. Khususnya, orang tua harus memastikan asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun terpenuhi
dengan baik.

Berita Lainnya
×
tekid