sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penyakit akibat banjir, DBD hingga 'kencing tikus'

Bukan hanya diare, ISPA, dan DBD. Penyakit berbahaya saat banjir adalah leptospirosis atau kencing tikus.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Kamis, 02 Jan 2020 14:34 WIB
Penyakit akibat banjir, DBD hingga 'kencing tikus'

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk waspada akan beberapa penyakit, utamanya bagi yang tedampak banjir. Ketua Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih, memaparkan sejumlah penyakit yang bisa menyerang korban banjir seperti diare, ISPA, dan demam berdarah dengue (DBD).

Diterangkan Daeng, ketiga penyakit ini memang biasa terjadi di musim penghujan, apalagi di lingkungan yang terdampak banjir. Pada taraf tertentu, semua penyakit ini sangatlah berbahaya.

"DBD misalnya, karena kalau kondisi genangan air, apalagi banjir ini merusak habitat nyamuk, itu kan pasti nyamuknya berkeliaran dengan mudah mengantarkan virusnya," ujar Daeng ketika dihubungi Alinea.id, Kamis (2/1).

Bukan hanya tiga penyakit itu saja, paling bahaya adalah potensi penyakit leptospirosis atau kencing tikus. Ihwal penyakit ini, banyak orang yang tidak paham gejalanya. Leptopirosis sangat rentan menyerang orang-orang yang bersentuhan dengan air banjir yang sudah terkontaminasi dengan apapun yang ada di kali, maupun gorong-gorong.

"Itu kan tikus sering kencing di got-got atau gorong-gorong, nah jika banjir maka airnya berpotensi terkontaminasi dengan kencing tikus. Kalau kena kulit, kemudian kulit itu lecet, tubuh menggigil, itu bisa jadi kena virusnya," papar dia.

Karena itu, Daeng mendorong kepada pemerintah untuk memerhatikan kesehatan warga terdampak banjir. Segala potensi harus diwaspadai, dan disiapkan langkah pencegahannya.

"Segera pulihkan sumber air bersih. Itu paling prioritas karena kalau kondisi banjir ini kan air banyak terkontaminasi. Sumber air bersih sangat penting untuk mencegah segala penyakit," sambung Daeng.

Pemerintah juga wajib menyiapkan semua kebutuhan makanan di setiap pos pengungsian, terutama untuk anak-anak. Anak-anak, kata Daeng paling rentan terserang penyakit.

Sponsored

Lebih jauh, IDI mengimbau agar di setiap pos pengungsian juga disediakan selimut hangat. Tidak dapat dimungkiri, kata dia, kondisi hujan dan banjir juga memiliki risiko hipotermia.

"Meskipun mungkin tidak ekstrem atau terlalu berbahaya. Tapi itu tetap harus diwaspadai, terutama anak-anak. Akan menurunkan daya tahan tubuh hipotermia itu," ucapnya.

Daeng sendiri mengaku, pihaknya tidak tinggal diam melihat bencana banjir di berbagai wilayah. Dirinya telah memerintahkan IDI Jabodetabek untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes).

IDI menyatakan siap untuk turun membantu warga terdampak banjir dalam konteks kesehatan. Nantinya IDI juga akan menyediakan bantuan berupa obat-obatan agar kesehatan warga terdampak banjir semakin terjaga.

Berita Lainnya
×
tekid