sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polusi udara di Asia sembilan kali lebih banyak dibanding AS

Polusi udara dapat memicu penyakit jantung, strok, infeksi pernapasan akut yang rendah, dan kanker paru-paru.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 16 Jul 2018 18:14 WIB
Polusi udara di Asia sembilan kali lebih banyak dibanding AS

Para pengemudi di pusat perkotaan di Asia terpapar hingga sembilan kali lebih banyak polusi udara dibanding rekan-rekan mereka di Eropa atau Amerika Serikat (AS), ungkap sebuah studi baru.

Penelitian oleh Global Centre for Clean Research (CGARE) yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah "Atmospheric Environment" pekan lalu mengamati tingkat polusi udara di lingkungan mikro di seluruh Asia. Para peneliti menganalisis tingkat partikel halus karbon hitam seperti yang dihasilkan oleh solar dan bensin serta partikel sangat halus (UFP).

Mereka menemukan bahwa para pejalan kaki di kota-kota di Asia terpapar hingga 1,6 kali partikel halus yang merusak dibandingkan dengan pejalan kaki di Eropa atau AS. Pengemudi, bagaimanapun, bahkan lebih berisiko terkena polusi hingga sembilan kali lebih banyak dibanding orang Eropa atau AS.

"Ada bukti kuat bahwa orang yang bepergian di daerah perkotaan di kota-kota di Asia sedang terkena polusi udara yang jauh lebih tinggi," tutur Profesor Prashant Kumar, Direktur CGARE dan penulis utama studi ini seperti dilansir Channel News Asia, Senin (16/7).

Peneliti menemukan bahwa New Delhi memiliki tingkat konsentrasi karbon hitam di dalam mobil hingga lima kali lebih besar daripada di Eropa atau AS. Studi juga menunjukkan bahwa di Hong Kong, tingkat UFP naik hingga empat kali lipat dari kota-kota di Eropa.

"Kesenjangan yang nyata masih ada dalam studi yang berfokus pada populasi Asia yang tinggal di pedesaan, semipedesaan atau kota-kota yang lebih kecil, di mana paparan polusi bisa sama berbahayanya seperti di daerah perkotaan," jelas Kumar.

Organisasi Kesehatan Dunia telah mengatakan bahwa 91% kematian prematur di dunia akibat polusi udara terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di Asia. 

Polusi udara yang kerap terabaikan bersifat mematikan karena dapat memicu penyakit jantung, strok, infeksi pernapasan akut yang rendah, dan kanker paru-paru. 

Sponsored

Beban terbesar polusi udara di luar ruangan dirasakan di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat, meliputi China, Jepang, Korea, Australia, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Salah satu rekan penulis lain studi CGARE, Profesor Chris Frey dari North Carolina State University, mengatakan bahwa "ada upaya yang meningkat di Asia untuk memasang sistem pemantauan portabel yang dirancang dan dikalibrasi dengan benar untuk mengukur eksposur yang sebenarnya, menggunakan data untuk lebih memahami mengapa paparan tinggi terjadi dan bagaimana cara mencegahnya."

"Pengukuran eksposur pribadi ini akan membantu individu, bisnis, dan pemerintah untuk mengembangkan dan menerapkan strategi untuk mengurangi eksposur seperti itu."

Berita Lainnya
×
tekid