sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengembangan wisata di Pulau Komodo rusak ekosistem

Satwa, flora dan manusia di Pulau Komodo merupakan suatu kesatuan ekosistem.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Selasa, 10 Sep 2019 16:49 WIB
Pengembangan wisata di Pulau Komodo rusak ekosistem

Masyarakat lebih paham

Menilik alasan Pemprov NTT ingin menutup Pulau Komodo untuk melakukan konservasi dan demi menjaga jumlah populasi komodo, Tasrif, naturalist guide lain di TNK justru mengingatkan ihwal konservasi sebagai proses yang alamiah.

Dia menentang tegas rencana penutupan Pulau Komodo. Tasrif pun menduga ada “niat jahat” investasi yang berkedok konservasi. Dia mengatakan, sebagaimana telah berlangsung, pengembangan usaha penunjang bisnis wisata di kawasan TNK yang kian gencar malah akan merusak ekosistem di situ.

“Sudah sejak lama penutupan Pulau Komodo ini direncanakan. Niat itu harus dicabut karena sudah sangat tidak sejalan dan tidak konsisten dengan prinsip-prinsip konservasi,” ujar Tasrif, ditemui di kafetaria “The Oase @ Komodo” yang ada dalam TNK.

Tasrif yang sudah puluhan bekerja sebagai naturalist guide ini menilai, konservasi semestinya berlangsung tanpa ada penambahan dan pengurangan unsur tertentu di dalam ekosistem. Ketimbang menjalankan usaha investasi dengan selubung “konservasi”, kata dia, pemerintah semestinya melibatkan partisipasi aktif warga lokal untuk mengusahakan pengembangan populasi komodo.

Dia mengungkapkan, penduduk asli justru lebih paham cara untuk mengembangkan populasi komodo. Dia mencontohkan cara perawatan komodo kecil agar dapat tumbuh dengan baik.

“Di saat seperti ini (berkurangnya jumlah komodo) kita bisa lakukan penangkaran. Di mana ada anak komodo yang aktif, kita pagari, kita jauhkan dari induknya,” tuturnya. Dia juga menampik pemikiran sebagian pihak yang menyebut satwa lain sebagai mangsa alami bagi komodo sudah berkurang drastis.

“Masalah ini bukan karena faktor ketersediaan makanan bagi komodo. Rusa-rusa di sini masih banyak, kok,” ucapnya.

Sponsored

Yoman menekankan pendapat itu. 

“Tidak ada kerusakan signifikan seperti banyak diucapkan. Ide penutupan Pulau Komodo sangat tidak sejalan dengan tujuan konservasi,” kata dia.

Dia menyanggah maksud penutupan Pulau Komodo yang bertujuan relokasi penduduk. Baginya, hal itu sungguh keberadaan Ata Modo sebagai kesatuan penduduk dengan tanah lahir mereka di Pulau Komodo.

“Seakan-akan relokasi itu bisa memindahkan penduduk. Padahal sebelum hewan komodo ini ada, masyarakat sudah ada. Sebelum negara ini merdeka pun, masyarakat sudah hidup di sini,” ujarnya.

Lebih jauh Tasrif dan Yoman mengungkapkan, warga Kampung Komodo semakin resah dengan sejumlah kebijakan Pemprov NTT terkait pengaturan kawasan Taman Nasional Komodo.

Berita Lainnya
×
tekid