Pramoedya Ananta Toer novelis sekaligus pengarsip
Pram adalah seorang pengarsip nasional yang mengetahui perihal kabupaten dan desa dari Sabang sampai Merauke.
Alih wahana novel ke film
Bila Bumi Manusia berkisah tentang kehidupan masyarakat Nusantara di masa penjajahan Belanda, Perburuan mengambil latar sejarah di zaman pendudukan Jepang dalam separuh masa Perang Dunia II. Hanung Bramantyo terpilih untuk menyutradarai Bumi Manusia.
Sementara itu, kekayaan sejarah dalam novel-novel Pramoedya membuat sutradara Richard Oh sangat tertarik untuk mengangkatnya ke dalam medium film. Richard mengatakan, dengan latar masa kolonialisme yang berbeda antara kisah di Bumi Manusia dan Perburuan, kedua film ini dapat menginspirasi penonton akan nilai kemanusiaan dan patriotisme.
Dengan mengadaptasi kisah dalam novel Perburuan, Richard mengungkapkan garis besar cerita film ini akan mengisahkan pengkhianatan yang dialami tokoh-tokohnya dalam latar pemberontakan PETA di Madiun pada 1952. Menurut Richard, gagasan pokok film ini memiliki relevansi dengan situasi bangsa kekinian, salah satunya melalui tokoh Ningsih yang ditempatkan sebagai simbol Ibu Pertiwi.
“Ketika manusia itu berdikari dan mandiri, dia tak akan bisa digoyahkan oleh siapapun,” ujarnya menjelaskan pesan film.