sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sajian hangat sup buntut di musim hujan

Sup buntut di sini terasa segar, dengan bumbu khusus yang diracik pemiliknya.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Sabtu, 26 Jan 2019 16:30 WIB
Sajian hangat sup buntut di musim hujan

Di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat, ada sebuah rumah makan dengan menu andalan sup buntut. Selain dagingnya yang gurih dan kenyal, sup buntut ini terasa menghangatkan. Apalagi di musim hujan seperti ini.

Rumah makan itu bernama Naraya. Letaknya persis di sebelah kantor Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Rumah makan ini buka setiap hari, mulai pukul 11.00 hingga malam hari.

Di sini, Anda bisa menikmati semangkuk sup, dengan kuah yang manis dan segar. Menyeruput kuah sup akan menjadi pembangkit selera makan.

Paduan potongan-potongan kecil wortel, tomat, dan daun seledri dalam kuah, membuat rasa kuah semakin nikmat. Potongan daging sapi yang tersaji di dalamnya sangat empuk. Tidak ada lemak yang tersisa atau menempel pada tulang. Maka, tak sulit bagi orang-orang tua untuk turut mencicipi.

Salah seorang pelayan rumah makan itu, Wati mengatakan, kaldu sup buntut dihasilkan lewat rebusan daging sapi beserta tulangnya. Takaran perbandingan jumlah air disesuaikan dengan banyaknya daging sapi. Melalui proses perebusan selama 4 jam, kaldu yang telah dihasilkan lalu ditambahi ramuan bumbu.

“Bumbunya pakai biji pala, jahe, bawang merah-bawang putih, garam, dan sedikit gula,” kata Wati kepada Alinea.id, pekan lalu.

Rumah makan Naraya yang menyediakan sup buntut di bilangan Tambora, Jakarta Barat. (Alinea.id/Robertus Rony Setiawan).

Untuk menambah rasa sedap, bawang goreng turut ditaburkan di atas nasi putih sebagai pelengkap. Selain itu, rasa gurih sup buntut dihasilkan dengan tambahan kecap manis.

Sponsored

Sementara itu, pemilik warung Cuncun mengatakan, kuah yang terasa hangat dan segar dihasilkan dari perpaduan biji pala, jahe, dan cengkeh. Dia menemukan ramuan ini setelah mulai mencoba memasak sup buntut pada 2006 hingga 2008.

Setelah 2008, Cuncun memiliki kesibukan lain, yakni berdagang, sembari menjadi pembawa acara di pesta-pesta pernikahan.

“Usaha rumah makan sup buntut di sini baru saya buka awal tahun 2018,” kata Cuncun.

Dengan ramuan khusus yang dia pakai secara konsisten, menu sup buntut yang terasa gurih menjadi pilihan pertama pengunjung.

Harganya pun terjangkau. Pelanggan cukup membayar Rp35.000 saja. Maka, selain rasa lapar hilang, pelanggan pun mendapatkan kehangatan di musim hujan. Selain sup buntut, rumah makan ini menyediakan menu soto, nasi goreng, dan ayam goreng.

Berita Lainnya
×
tekid