sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sekolah didorong jadi agent of change penanganan sampah

Pelibatan sekolah dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini.

Indah Nawang Wulan
Indah Nawang Wulan Rabu, 31 Mar 2021 09:32 WIB
Sekolah didorong jadi agent of change penanganan sampah

Hanya dalam jangka waktu empat bulan, sebanyak 50 guru dari 25 sekolah di Kabupaten Toba Sumatera Utara, berhasil memengaruhi 3.000 pihak lainnya untuk membuat perubahan terkait penanganan sampah yang terintegrasi. Hal ini diharapkan bisa menginspirasi para guru dan sekolah lainnya di Indonesia untuk bersama-sama menjadi penggerak penanganan sampah di lingkungan masyarakat.

Kegiatan penanganan sampah yang terintegrasi ini adalah bagian dari Program Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinir Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), untuk mencapai target sampah kelola 100% pada 2025, dengan pengurangan 30% dan penanganan sampah 70%. Di tahun tersebut juga ditetapkan target masyarakat memilah sampah mencapai 50% untuk semua jenis sampah plastik. Sehingga, pemilahan sampah di sektor hulu berperan penting dalam upaya mendaur ulang sampah dengan prinsip 3R yakni reduce, reuse, serta recycle.

Ketua Lentera Anak Lisda Sundari menjelaskan, pelibatan 25 sekolah di Toba dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini.

“Mengubah pola pikir dan perilaku generasi muda dalam penanganan sampah melalui pembiasaan di sekolah itu sangat penting. Apalagi komposisi generasi milenial dan generasi yang lebih muda mencapai lebih dari 41% dari total populasi di Indonesia. Kami percaya edukasi dan pelibatan kaum muda akan berkontribusi signifikan dalam upaya mengurangi sampah secara nasional,” tegas Lisda, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/3).

Tantangan persoalan sampah di Indonesia memang sangat besar. Menurut data Kementerian LHK, dalam setahun jumlah timbulan sampah sekitar 67,8 juta ton, dan akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Itulah sebabnya, program penanganan sampah menjadi sangat penting mengingat berbagai dampak kerugian menimpa masyarakat seperti menurunnya kualitas lingkungan meliputi kualitas udara, kualitas air dan kualitas tanah.

Apalagi para guru langsung menerapkan aksi nyata dan berpartisipasi dalam penanganan sampah di Kabupaten Toba dengan berbagai metode dan media pembelajaran. Untuk mendukung kegiatan pemilahan sampah juga didistribusikan masing-masing dua set tempat sampah terpilah ke-25 sekolah di Kabupaten Toba. Serta adanya dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Toba, para guru berhasil menggerakkan 3.000 pihak di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar untuk aktif menangani sampah secara baik dan  terintegrasi.

“Bila semakin banyak para guru dan murid menjadi agent of change penanganan sampah di lingkungan masing-masing di seluruh Indonesia, kami optimis target Indonesia untuk mencapai target sampah kelola 100% pada 2025, dengan pengurangan 30% dan penanganan sampah 70% dapat tercapai,” pungkas Lisda.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves Rofi Alhanif mengatakan, Gerakan Indonesia Bersih di Toba sangat penting dilakukan.

Sponsored

"Perilaku penanganan sampah memang harus dimulai dari sedini mungkin, agar anak-anak dapat menjadi agent of change,” kata Rofi. Ia juga berharap ke depan Bank Sampah dapat segera terintegrasi dengan sekolah supaya penanganan sampah menjadi lebih maksimal.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid