Sudah main di 5 Olimpiade, Scola masih bela basket Argentina

Rambut sudah memutih, usia ada di kepala empat. Tetapi, Luis Scola masih dibutuhkan negaranya Argentina untuk membela tim basket di Olimpiade Tokyo 2020.

Di ajang kali ini Scola yang sudah berusia 41 tahun menjadi kapten tim, dan kehadirannya di arena Olimpiade sebagai pemain, adalah yang kelima kalinya. 

Scola memulai perannya di ajang Olimpiade sejak 17 tahun lalu, ketika pesta olahraga terbesar di dunia ini digelar di Athena.  

Eksistensi yang cukup menakujbkan untuk seorang atlet. Bayangkan saja, saat ini pun, ada atlet di Olimpiade Tokyo yang bahkan belum lahir saat Scola meraih emas di Olimpiade Athena 2004.  

"Demi kasih Tuhan, tolong, tolong, tolong - ini yang saya katakan pada diri sendiri setiap pagi di cermin - tolong jangan terlihat tua," kata Scola. "Hanya itu yang aku inginkan."

Ada beberapa uban di sana sekarang, dia tidak berlari secepat atau melompat setinggi dulu. Tapi di lapangan, permainan Scola masih efektif, sehingga dia mungkin menjadi unsur paling vital bagi harapan medali Argentina di Tokyo. 

Scola dan Argentina membuka jadwal Olimpiade mereka Senin melawan Slovenia, kemudian menghadapi Spanyol dan Jepang.

Pelatih Nigeria Mike Brown mengomentari kehadiran Scola di Olimpiade.

"Dia terlihat lebih baik," kata Brown. “Dia tidak memiliki perut yang saya miliki, tetapi dia terlihat lebih baik daripada saya. Di usia 41, 42, apapun dia, dia masih pemain fenomenal," katanya.

Ketika muda, Scola adalah seorang pria berambut panjang. Dia merupakan pemain termuda di tim Argentina di kejuaraan dunia bola basket 2002.

Ini cerita yang jauh berbeda di tahun 2021. Dia 10 tahun lebih tua dari pemain Argentina tertua berikutnya; Nicolas Laprovittola baru berusia 31 tahun. 

Scola sosok yang dihormati. Pemain yang menghabiskan 10 musim di NBA ini punya karisma yang kuat. Dia adalah pelatih di lapangan, veteran cerdas, mentor bagi para pemain muda, contoh baik tentang cara bermain dan berlatih. Dia juga masih bisa menjadi pemain andalan Argentina di momen-momen besar, di sini lebih dari sekadar peran seremonial.

Dalam salah satu pertandingan eksibisi Argentina, setelah pelatih Sergio Hernandez selesai memberi pengarahan di time-out, Scola memanggil empat pemain lain yang ada dalam permainan saat itu ke lapangan. Dia mengumpulkan mereka dalam setengah lingkaran dan menguliahi mereka lebih lama lagi tentang apa yang sebenarnya perlu dilakukan di pertandingan.(Sumber: AP)