sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tradisi mudik lebaran, risiko urbanisasi dan warisan orde baru

Tradisi mudik lebaran sudah melekat pada masyarakat Indonesia.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Sabtu, 08 Jun 2019 08:05 WIB
Tradisi mudik lebaran, risiko urbanisasi dan warisan orde baru

Urbanisasi di era Orde Baru

Arus mudik dari kota-kota besar ke daerah ini ternyata buah dari fenomena urbanisasi di tanah air.  

Manuelle Franck dalam Nusantara Meledak? Urbanisasi dan Dinamika Kependudukan di buku Revolusi Tak Kunjung Selesai menulis, perpindahan dari desa ke kota atau urbanisasi mengalami percepatan pada 1970-an dan memuncak pada 1980-an. 

Manuelle menyebut kebijakan politik dan ekonomi Indonesia sejak 1970-an mendorong aktivitas perdagangan terpusat di kota-kota di Pulau Jawa.

“Kecenderungan di masa itu adalah memusatkan semua industri protektif di Jawa, yang beruntung bisa menikmati kedekatan pasar dan ketersediaan infrastruktur,” tulis Manuelle Franck.

Dengan demikian, warga di daerah berbondong-bondong datang ke ibukota untuk mencari penghasilan dan hidup yang layak. Akibatnya, populasi penduduk di kota-kota Jawa melonjak. 

Majalah Prisma edisi Mei 1977 menyebut pemerintah kota DKI Jakarta telah gagal membendung deras arus urbanisasi. Sepanjang tahun 1970-an, geliat pendatang baru kian agresif dan menjadi momok bagi ibukota Jakarta. 

Pada saat libur idulfitri, para perantau dari daerah memanfaatkan momentum untuk pulang ke kampung halamannya. Tradisi ini sudah terjadi sejak masa Orde Baru.

Sponsored

Terminal Pulo Gadung. / koran Merdeka

Mudik di negara lain

Uniknya, tradisi sejenis mudik bukan hanya ada di Indonesia, melainkan juga bisa ditemui di negara-negara lain. Meskipun, tujuan dan momentumnya agak berbeda. 

Warga muslim di China yang terkonsentrasi di Xianjiang dan Yunnan, misalnya, pulang ke kampung halamannya pada libur hari raya nasional dan lebaran. Meski demikian, tradisi mudik dan perayaan hari raya paling meriah di China terjadi saat Imlek.

Serupa dengan di China, warga muslim di India juga mudik kala libur hari raya nasional. Bedanya, di India, mudik lebaran sama meriahnya dengan perayaan hari raya keagamaan lainnya. 

Sementara, di Malaysia, negara tetangga dengan mayoritas penduduk muslim, mudik disebut dengan istilah ‘balik kampung’. Istilah ini berarti para perantau yang bekerja di perkotaan kembali ke kampung halamannya saat lebaran tiba. 

Sebagai sesama rumpun Melayu, alasan mudik warga muslim di Malaysia juga perihal keinginan mengunjungi makam para kerabat dan bersilaturahmi ke rumah sanak saudara. Kegiatan open house pun bisa dijumpai di Malaysia.

Sementara itu, suasana berbeda bisa dijumpai di Timur Tengah dan negara-negara Afrika yang dekat dengan budaya Arab. Momentum lebaran di sana sangat ekslusif dan dijadikan momen berkumpul dengan keluarga besar.

Tuan rumah menyiapkan banyak sajian, hidangan, dan pesta meriah. Tak lupa, mereka mendekorasi rumahnya agar elok dipandang. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid